Depresi Akibat Pandemi Covid-19, Seorang Ibu Tega Tikam Putrinya 15 Kali hingga Tewas

Senin, 28 Juni 2021 | 09:21 WIB
Depresi Akibat Pandemi Covid-19, Seorang Ibu Tega Tikam Putrinya 15 Kali hingga Tewas
Ilustrasi pembunuhan bayi. (Pixabay)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Seorang wanita India yang tinggal di Inggris tega membunuh putrinya yang baru berusia lima tahun setelah stres akibat pandemi Covid-19.

Menyadur India Today Minggu (27/6/2021) Sutha Sivanantham tega menikam putrinya yang bernama Sayagi sebanyak 15 kali dan kemudian melakukan percobaan bunuh diri.

Menurut laporan Metro, Sivanantham melakukan aksinya di kamar tidur apartemen mereka yang terletak di London selatan pada 30 Juni tahun lalu.

Suaminya mengatakan dia 'ketakutan' jika tertular virus Covid-19 dan aturan pembatasan mendorongnya untuk melakukan aksi nekadnya.

Baca Juga: Di Sumsel Tersedia 433 Lokasi Vaksin COVID 19, Warga Cukup Bawa KTP

Hadir di pengadilan Old Bailey pada hari Kamis, Sivanantham membantah telah melakukan pembunuhan tetapi mengakui tindakannya atas dasar tanggung jawab.

Sivanantham, yang telah tinggal di Inggris sejak 2006, mengeluhkan menderita penyakit misterius selama hampir setahun sebelum tragedi itu.

Pada hari penyerangan, dia memohon suaminya untuk tidak pergi bekerja dan menelepon teman-temannya dan memberi tahu mereka bahwa dia tidak sehat.

Sekitar pukul 04.00 sore waktu setempat, seorang tetangga menemukan Sivanantham dengan luka tusuk di perutnya. Sedangkan Sayagi ditemukan dengan luka tusukan di leher, dada dan perut.

Sivanantham kemudian dilarikan ke rumah sakit, di mana dia dirawat selama lebih dari dua bulan sebelum dipulangkan ke tahanan polisi.

Baca Juga: Bangkit dari COVID-19, Wisata Pulau Temajo Mempawah Tawarkan Wisata Privat

Sainsbury Suganthan, suami Sivanantham, mengaku sangat terkejut saat ia diberi kabar jika istrinya tega membunuh putrinya dengan kejam.

"Saya sangat emosional karena harus menghidupkan kembali apa yang telah terjadi pada putri saya dan istri saya." ujar Sainsbury ketika mendengar putusan pengadilan.

Dia mengatakan sebelum pembunuhan, keluarganya telah menjalani "kehidupan yang bahagia". Sejak itu dia harus berhenti bekerja.

Sivanantham mengatakan dia belum berbicara dengan istrinya tetapi menerima bahwa dia tidak bertanggung jawab atas tindakannya.

"Saya tahu jika dia baik-baik saja, dia tidak akan membunuh putri kami," katanya.

Seorang psikiater yang telah merawat Sivanantham menemukan bahwa isolasi dan stres yang disebabkan oleh Covid-19 berkontribusi pada penyakit mentalnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI