Mereka menuliskan beragam pendapat mengenai kritikan BEM UI kepada Presiden Jokowi yang berbentuk pemanggilan. Ada yang mendukung pernyataan Fahri ada yang balik mengkritiknya terkait penggunaan kata orde baru.
"Ini yang aku suka dari bang Fahri, mulai bangkit jiwa ke-mahasiswa-annya. Ayo bang bangun ajak semua yang lain," komen warganet.
"Sudahlah. Kata-kata orba itu sebaiknya anda buang jauh-jauh dari benak anda. Sebab sepanjang sejarah Indonesia ini berdiri, hingga detik inipun bumi pertiwi masih tetap menangis. Orla, orba, reformasi, kesemua masa itu tak cukup, bahkan tak pernah membuat rakyat tersenyum manis," tulis warganet.
"Kalau orba nya pindah ke Rektorat UI, terus orde paling baru ini pindahan dari mana bang?," tanya warganet.
"Apakah sekarang berganti nama UI 'Universitas Istana'?," sindir yang lain.
"Dulu dengan sekarang beda sistemnya sekarang rektorat harus tunduk dengan penguasa bang," kata warganet.
"Saya doakan mahasiswa yang dipanggil rektorat itu adalah untuk dikasih beasiswa dan agar makin kreatif serta produktif," harap warganet.
"Kok mental orba pindah ke rektorat? Karena orba is the past, mestinya dijadiin pertanyaan kenapa rektorat bisa represif seperti itu," timpal yang lain.
Sebelumnya, BEM UI memberikan kritikan tajam kepada Presiden Joko Widodo dengan menjuluki Jokowi sebagai "King of Lip Service".
Baca Juga: Unggah Jokowi The King Of Lip Service, BEM UI Dianggap Hina Simbol Negara
Kritikan ini dibagikan di akun media sosial BEM UI, baik di Twitter maupun Instagram. BEM UI menyoroti berbagai janji Jokowi yang tidak ditepati, dan menyebut sang presiden kerap mengobral janji.