Suara.com - Epidemiolog Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (UI) Pandu Riono menilai, keputusan Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk memperketat Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat atau PPKM Mikro sangat realistis mengatasi lonjakan pandemi Covid-19 dan dampak ekonominya.
Menurut Pandu, pada intinya dalam mengatasi lonjakan Covid-19 adalah pembatasan mobilitas, tidak perlu terjebak istilah lockdown, PSBB, atau PPKM Mikro.
"Beliau sekarang sudah sadar, apapun namanya tidak penting, mau lockdown mau apa silahkan, gak ada yang berani karena tidak punya uang, jadi sebenarnya ini langkah yang sangat realistis, bahwa yang kita punya adalah pembatasan," kata Pandu dalam diskusi Crosscheck, Minggu (27/6/2021).
Pandu juga menyebut kondisi geografis Indonesia tidak cocok melakukan lockdown.
Baca Juga: Viral Spanduk Peringatkan Corona Bekasi: Anda Positif COVID-19, HP Dipegang Istri 14 Hari
"Kalau negara kita kecil gak papa (lockdown), kita kan negaranya besar, (lonjakan) pandemi ini juga tidak merata di seluruh Indonesia, haya di Jabodetabek, Bandung Raya, Semarang Raya, Surabaya, Madura," jelasnya.
Dia berharap pengetatan PPKM mikro dilaksanakan secara disiplin oleh seluruh masyarakat untuk mengatasi lonjakan pandemi Covid-19.
Diketahui, pandemi COVID-19 telah menginfeksi 2.093.962 orang Indonesia, kini masih terdapat 194.776 kasus aktif, 1.842.457 orang sudah dinyatakan sembuh, dan 56.729 jiwa meninggal dunia.