Bukan APD, Baju Bedah yang Paling Diburu Dokter dan Perawat Sejak Covid-19 Jakarta Meroket

Jum'at, 25 Juni 2021 | 17:44 WIB
Bukan APD, Baju Bedah yang Paling Diburu Dokter dan Perawat Sejak Covid-19 Jakarta Meroket
Penampakan APD hasil buatan salah satu konveksi di PIK, Penggilingan, Jakarta Timur. (Suara.com)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Lesunya bisnis konveksi di tengah wabah Covid-19, membuat para pengusaha di Perkampungan Industri Kecil (PIK), Penggilingan, Jakarta Timur harus mencari alternatif lain. Meski Covid-19 membuat bisnis konveksi jalan di tempat, karena berkurangnya permintaan pesanan, namun di satu sisi wabah tersebut menjadi peluang baru. 

Peluang baru itu berupa produksi surgical gown (baju bedah).

Riswan Halomoan, salah satu pengusaha konveksi di PIK mengungkapkan, kekinian mereka membanting setir dengan memproduksi baju bedah, karena permintaannya yang cukup tinggi sejak awal Covid-19.

Terlebih saat ini dibarengi dengan angka penularan virus corona yang semakin meningkat, khususnya di Jakarta.

Baca Juga: Beredar Video Pasien Ngamuk di IGD, Satpam Sampai Tak Pakai APD saat Menenangkan

“Kalalu kami di bidang konveksi larinya ke sini, pakaian surgical gown,” kata Riswan saat ditemui Suara.com di PIK Penggilingan, Jakarta Timur, Jumat (25/6/2021). 

Penampakan pegawai saat menjahit bahan pakaian di sebuah toko konveksi di PIK Penggilingan, Cakung. (Suara.com/Yaumal)
Penampakan pegawai saat menjahit bahan pakaian di sebuah toko konveksi di PIK Penggilingan, Cakung. (Suara.com/Yaumal)

Riswan menjelaskan tingginya permintaan baju bedah, karena para tenaga kesehatan yang merawat langsung Covid-19 menggunakannya hanya sekali pakai. Padahal biasanya, surgical gown dapat dicuci untuk dipakai kembali. 

“Jadi (sekarang) habis pakai dibuang. Jadi pakai habis operasi (langsung) buang,” imbuhnya.

Permintaan baju bedah jarang dalam partai besar, hanya dalam bentuk pesanan orang per orang.

“Jadi kalau dia merasa menangani Covid-19 dia pasti beli. Dokternya, perawatnya langsung yang beli,” jelas Riswan. 

Baca Juga: APD Bekas Sobek Ditambal Plester, Begini Proteksi Nakes di Tasikmalaya

Setidaknya dari 1.000 baju bedah yang diproduksinya beberapa waktu lalu, kekinian hanya tersisa sekitar 100 potong.  

“Terakhir kami produksi 1.000 potong, sekarang sisa 100,” ujarnya Riswan.

Meski permintaan yang datang hanya dalam bentuk satuan, namun setidaknya hal tersebut bisa membuat mereka bertahan di tengah tekanan Covid-19. 

“Setidaknya kami masih bisa bertahan,” tutup Riswan.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI