Pengusaha Gigit Jari, Geliat Bisnis APD di PIK Penggilingan Lesu saat Covid Makin Meroket

Jum'at, 25 Juni 2021 | 16:16 WIB
Pengusaha Gigit Jari, Geliat Bisnis APD di PIK Penggilingan Lesu saat Covid Makin Meroket
Penampakan APD hasil buatan salah satu konveksi di PIK, Penggilingan, Jakarta Timur. (Suara.com)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Melonjaknya angka kasus Covid-19 saat ini ternyata tidak serta merta membuat geliat bisnis alat pelindung diri (APD) atau hazmat turut meroket di sentra konveksi Perkampungan Industri Kecil (PIK) Penggilingan, Cakung, Jakarta Timur.

Kekinian, para pelaku usaha konveksi harus mencari alternatif untuk tetap bertahan di tengah pandemi Covid-19. 

Riswan Halomoan, salah satu pelaku usaha konveksi di Penggilingan mengungkapkan, manisnya keuntungan produksi APD hanya mereka rasakan pada awal 2020, ketika Covid-19 masuk ke Indonesia. 

“Jadi ketika itu lewat Kementerian Koperasi dan UMKM kami yang ditunjuk untuk memproduksi, jadi kami kerahkan semua sekawasan itu, jadi saat itu sistemnya UMKM,” kata Riswan saat ditemui Suara.com di PIK Penggilingan, Jakarta Timur, Jumat (25/6/2021). 

Baca Juga: COVID-19 Jakarta Melonjak, Dinkes DKI ke Warga: Keluar Rumah Jika Benar-benar Penting

Ketika itu, Riswan mengaku mendapatkan permintaan 2 juta APD dari pemerintah untuk para tenaga kesehatan yang menangani pasien Covid-19. 

“Saat itu tidak ada kontrak, jadi kami produksi mereka (pemerintah) beli,” jelas Riswan. 

Penampakan pegawai saat menjahit bahan pakaian di sebuah toko konveksi di PIK Penggilingan, Cakung. (Suara.com/Yaumal)
Penampakan pegawai saat menjahit bahan pakaian di sebuah toko konveksi di PIK Penggilingan, Cakung. (Suara.com/Yaumal)

Kekinian kata Riswan mereka para pengusaha konveksi di PIK, tidak lagi pernah mendapatkan permintaan dalam jumlah besar. Meskipun saat ini, angkat penularan Covid-19 di Jakarta mengalami peningkatan yang cukup signifikan.

“Itu sekali itu doang (permintaan tinggi), sekarang enggak ada lagi,” ujarnya. 

Riswan pun menuturkan, tidak dilibatkannya para pelaku usaha konveksi dalam produksi APD karena pemerintah telah menjalin kerja sama dengan perusahaan yang lebih besar. Hal itu diakuinya, berdasarkan informasi yang beredar di antara para pengusaha konveksi di kawasan PIK. 

Baca Juga: Tren Berubah, Pasien Covid-19 Masuk RS Kini Banyak Usia Muda, Kondisi Sudah Parah

Kendati demikian, pria asal Sumatera Utara ini mengaku tetap memproduksi APD, namun dalam jumlah yang terbatas. Sebab jumlah permintaan yang semakin menurun dari waktu ke waktu. Pelindung diri bagi nakes itu dia pasarkan lewat internet melalui laman, www.centralkonveksi.com dan dapat dibeli dalam bentuk satuan. 

Diketahui, saat Covid-19 masuk ke Indonesia, baju APD menjadi perlengkapan utama bagi para nakes, agar terlindung dari penularan virus saat merawat pasien. Karena itu ada banyak pengusaha konveksi yang mencoba peruntungan dengan memproduksi APD.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI