Suara.com - Strategi pengusaha konveksi di kawasan industri tekstil di Penggilingan, Cakung, Jakarta Timur membanting setir dengan memproduksi alat perlindungan diri (APD) ternyata tak berbuah manis. Produksi APD bagi tenaga kesehatan (nakes) seharusnya menjadi solusi bagi mereka di tengah menurunnya permintaan jahitan karena dampak Covid-19.
Adeng (28) salah satu pengusaha konveksi di kawasan Penggilingan mengungkapkan, manisnya keuntungan dari produksi APD hanya berlangsung sesaat, yaitu saat awal Covid-19 masuk ke Tanah Air (awal 2020).
“Pas awal-awal doang saja, itu pas naik gitu (Covid-19) kan. Kami produksi masker dan APD gitu,” kata Adeng saat ditemui Suara.com di Penggilingan, Jakarta Timur, Jumat (25/6/2021).
Adeng mengaku saat itu menerima permintaan sebanyak 500 APD. Namun, hingga saat ini Adeng tidak pernah lagi menerima pesanan APD.
Baca Juga: Lurah Cijantung Meninggal karena Covid-19, Sang Istri Dikabarkan Ikut Terpapar
"Jadi sekarang peminatnya sudah turun (permintaannya),” imbuh Adeng.
Kata Adeng, menurunnya permintaan APD bukan hanya dirasakan olehnya, namun juga rekan-rekannya sesama pengusaha konveksi.
“Dulu saat awal-awal banyak yang produksi, tapi sekarang tinggal beberapa orang saja,” ujarnya.
Di samping itu, angka Covid-19 yang sedang meninggi di Jakarta yang seharusnya menjadi momentum bagi Adeng untuk mendapatkan permintaan APD, nyatanya tidak sama sekali.
“Padahal kan di Jakarta lagi naik kan, tapi nggak ada permintaan (APD),” ujarnya.
Baca Juga: STOP PRESS! Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa Kembali Terpapar Covid-19
Diketahui saat Covid-19 masuk ke Indonesia, baju APD menjadi perlengkapan utama bagi para nakes, agar terlindung dari penularan virus saat merawat pasien. Karena itu ada banyak pengusaha konveksi yang mencoba peruntungan dengan memproduksi APD.