Suara.com - Kisah seorang bocah pengemis yang diduga menjadi korban eksploitasi menjadi viral. Apalagi, bocah pengemis itu bisa mendapatkan penghasilan ratusan ribu dalam sehari.
Cerita tersebut dibagikan oleh akun Instagram @jeg.bali pada Kamis (24/6/2021). Hingga berita ini dibuat, postingan ini telah mendapatkan lebih dari 2.000 tanda like.
Berdasarkan keterangan akun, anak ini setiap hari menukarkan uang di sebuah apotek di Kuta, Bali. Nominal uang yang ditukarkan sekitar Rp200 hingga Rp400 ribu setiap hari.
"Adik ini tiap hari nukar uang di Apotek Kimia Farma di Kuta Rp 200-Rp400 ribu," tulis keterangan akun ini seperti dikutip oleh Suara.com, Kamis (24/6/2021).
Baca Juga: Berdoa Minta Ditunjukkan Jati Diri, Ananda Soebandono Pilih Masuk Kristen
Tak hanya satu, ternyata banyak teman-teman anak itu yang ikut meminta-minta setiap hari di kawasan yang sama.
"Uang itu ia dapat dari meminta-minta di kawasan parkir Apotek kawasan Joger Kuta. Bukan cuma dia, tapi banyak teman-temannya lagi yang setiap hari meminta uang," tulis akun itu.
![Kisah Bocah Ngemis Diduga Korban Eksploitasi di Bali. (Instagram/@jeg.bali)](https://media.suara.com/pictures/original/2021/06/24/51225-kisah-bocah-ngemis-diduga-korban-eksploitasi-di-bali-penghasilan-mengejutkan.jpg)
Lebih lanjut akun ini menjelaskan eksploitasi anak sebagai pengemis memang kerap terjadi. Pernah suatu ketika, admin berbicara dengan orang tua bocah yang menjadi pengemis.
"Di luar konteks kemanusiaan, eksploitasi anak untuk menjadi pengemis memang rahasia umum. Admin pernah sekali ngobrol dengan orang tua anak-anak yang jadi pengemis dan jualan tisu di Denpasar," tulis akun tersebut.
Ternyata, orang tua memang sengaja menyuruh anaknya mengemis demi mendapatkan uang lebih banyak. Orang tua pun hanya bersantai di kontrakan saat sang anak sibuk mencari nafkah.
Baca Juga: Wayan Koster Minta Dinkes Telusuri Kasus Covid-19 varian Baru di Bali
"Orang tua mereka sengaja menyuruh anaknya agar bisa dapat lebih banyak. Orang tuanya duduk santai di kontrakan rumahnya sambil menunggu setoran," lanjut keterangan itu.
Semakin memprihatinkan, orang yang mengaku orang tua bocah pengemis itu tidak takut dengan Satpol PP. Bahkan, ada orang tua yang mengancam siap membunuh aparat yang mengusiknya.
"Orang yang mengaku sebagai orang tua si anak anak jalanan itu juga mengaku bahwa ia tidak takut dengan satpol pp. Klo berani macam-macam ia bisa membawa pedang ke kantor Satpol PP dan tak segan membunuh aparat yang mengusiknya," tegasnya.
"Tapi ini konteks yang di Denpasar ya, kalau yang di Kuta admin tidak tahu apakah sama begitu atau tidak. Kalau video ini konteksnya di Kuta," sambungnya.
Admin akun ini lantas menjelaskan memang sengaja menyamarkan wajah bocah pengemis itu. Hal ini sebagai upaya melindungi mereka.
"Wajah anak sengaja admin blur, sebab ia tidak salah karena usia segitu ia tidak tahu apa-apa. Mereka juga terpaksa karena tuntutan orang tuanya. Kalau pulang gak bawa uang, mereka dibentak, dipukul," beber admin.
Kisah mengenai dugaan eksploitasi anak sebagai pengemis yang terjadi di Bali ini langsung menjadi sorotan. Warganet langsung membanjiri kolom komentar.
"400 ribu x 30 hari = 12 juta bro," hitung warganet.
"Ada tanggaapan dinas sosial atau dinas yang bersangkutan min?," tanya warganet.
"Saya semenjak ngelihat bocah-bocah ngemis ini di jemput ibu atau siapanya itu naik motor PCX saya berhenti ngasik-ngasik lagi. Sakit hati saya motornya bagusan dia sedangkan saya bawa beat," curhat warganet.
"Miris memang hampir setiap hari saya melihat orang-orang seperti ini," komen warganet.
"Akan semakin banyak yang mengemis karena sangat menjajikan hasilnya," timpal yang lain.
"Kita sering kasih makan dan jajanan untuk anak-anak ini namun miris sekali rasanya," aku warganet.
"Makanya jangan pernah beli tisue di para bocah pengemis ini, mereka korban eksploitasi. Cara menolong mereka ya dengan cara tidak membeli biar merugi dan orang tuanya yang kerja," jelas warganet.
Video yang menjadi viral di Instagram ini bisa disaksikan di sini.