Suara.com - Seorang penyintas long haul covid atau gejala jangka panjang virus corona menceritakan pengalamannya ketika dinyatakan positif Covid-19 selama nyaris satu tahun.
Menyadur Guardian Kamis (24/06), Dave Smith, 72 tahun mengalami infeksi persisten yang berlangsung lebih dari 290 hari, atau hampir 10 bulan. Pria asal Inggris ini dinyatakan positif 42 kali dan 7 kali dilarikan ke rumah sakit.
Smith menerima kemoterapi untuk mengobati leukemia pada tahun 2019 dan baru saja dinyatakan bersih ketika virus corona menginfeksinya pada Maret 2020.
"Saya benar-benar kehabisan energi dan kehilangan indra penciuman, tapi tidak menjalani tes Covid sampai April karena saya menderita infeksi dada,” kata Smith.
Dia dipulangkan setelah menerima antibiotik tapi kondisinya tak membaik. Dia kembali ke RS bulan Juli dan hasil tesnya positif. Asumsi awalnya adalah terinfeksi ulang, tapi urutan genetik virus menunjukkan itu infeksi yang sama.

Infeksi Smith terus berlanjut, kesehatannya membaik tapi memburuk secara tak terduga. Ia tidak dapat meninggalkan rumah dan mengandalkan pengiriman supermarket untuk belanja.
“Pada satu titik saya terbaring di tempat tidur selama dua atau tiga bulan. Istri saya harus mencuci dan mencukur saya di tempat tidur karena saya tidak bisa berdiri."
"Kadang saya berharap mereka akan membawa saya di tengah malam, karena saya tidak bisa melanjutkan lagi. Anda sampai pada titik di mana Anda lebih takut hidup daripada mati."
Smith bahkan memastikan istrinya memiliki akses ke dokumen yang relevan dan kode bank pass. Mereka juga memilah barang untuk dijual atau dibuang dalam rangka menyambut kematiannya.
Baca Juga: Kenali Gejalanya, Berikut Peta Sebaran Varian Delta Virus Corona di Indonesia
Ia juga menggunakan Skype untuk menghubungi kerabatnya di Selandia Baru untuk mengucapkan selamat tinggal. Aanggota keluarga lainnya mengenakan APD untuk mengucapkan selamat tinggal kepadanya secara langsung.