Dokter RS UNS Ibaratkan Pasien Covid Penyakit Komorbid: Seperti Bara Kayu Disiram Bensin

Kamis, 24 Juni 2021 | 16:28 WIB
Dokter RS UNS Ibaratkan Pasien Covid Penyakit Komorbid: Seperti Bara Kayu Disiram Bensin
Ilustrasi--Petugas medis membawa pasien COVID-19 untuk dipindahkan ke ruang rawat inap dari selasr IGD RSUD Cengkareng, Jakarta, Rabu (23/6/2021). [Suara.com/Angga Budhiyanto]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Wakil Direktur Pendidikan dan Penelitian RS Universitas Negeri Surakarta (UNS) Tonang Dwi Ardyantyo mengungkapkan bahwa ada dua kelompok yang bisa terpapar Covid-19. 

Kelompok pertama yakni orang-orang memiliki komorbid yang rentan terinfeksi.

"Yaitu orang yang terinfeksi covid dalam kondisi memang memiliki komorbid. Misalanya penyakit gula, jantung hipertensi asma pada bayi juga ada penyakit yang lain, yang juga menyertai. Orang itu menjadi lebih rentan ketika terinfeksi covid," ujar Tonang dalam diskusi virtual, Kamis (24/6/2021).

Tonang menuturkan komorbid sendiri merupakan penyakit metabolik yang memang sifatnya berjalan pelan dan perlahan. Di mana terdapat kerusakan atau gangguan penurunan fungsi tubuh.

Baca Juga: Gara-gara Lama Ditangani, Wakapolres Jaksel Ikut Evakuasi Pasien Covid-19 Kritis ke RS

"Penyakit metabolik yang memang yang sifatnya itu berjalan pelan, perlahan tapi terus maka sifatnya menjadi kronis dalam bahasa kita. Adanya kerusakan atau gangguan penurunan fungsi tubuh. Oleh karena komorbid itu memang berjalan pelan," ucap dia.

Tonang pun mengibaratkan penyakit komorbid ketika terinfeksi covid-19, seperti kayu yang di dalamnya terdapat bara api dan akhirnya saling melebar.

"Kami ibaratkan seperti kalau kita punya kayu yang di dalamnya ada bara api kecil,  terus ada dan akhirnya semakin melebar," tutur Tonang. 

Sehingga kata Tonang, dalam kondisi tersebut, keduanya saling memperberat antara komorbid dan infeksi covid-19.

"Adanya infeksi Covid pada orang yang sudah ada komorbid ini sering kita umpamakan untuk mudahnya adalah sebatang kayu sudah kena bara api tadi, itu ternyata harus disiram bensin. Sehingga dalam kondisi ini ibaratnya adalah saling memperberat antara terinfeksi covid dan komorbid saling memperberat," kata Tonang.

Baca Juga: Melonjak, Pasien Covid-19 di Lebak Bertambah 101 Orang

"Ini tidak berarti bahwa kita menyerah, tidak, tetap kita tetap berusaha supaya jangan sampai melebar dan kita segera keringkan bensinnya gitu ibaratnya," sambungnya.

Kemudian kata Tonang, kelompok kedua yakni kelompok koinsiden atau tidak ada kaitannya. Yakni orang yang yang terinfeksi covid-19 pada saat yang bersamaan dengan suatu kondisi lain yang tidak bisa dihubungkan.

"Misalnya ada orang kecelakaan lalu lintas masuk rumah sakit ternyata dia tanpa sadar sudah terinfeksi covid karena tidak bergejala. Ini kondisi disebut tidak berhubungan, karena kecelakaannya bukan karena covidnya jadi beda. Ini namanya koinsiden," tutur Tonang.

Ia juga mencontohkan, ketika ada orang yang ingin melahirkan di rumah sakit, sebelumnya tak bergejala. Namun ketika di tes, terpapar Covid-19. 

"Orang yang datang dengan persalinan memang sehat tidak ada masalah  tanpa gejaja, tapi ketika masuk rumah sakit yang dilakukan tes ternyata ada infeksi namanya koinsiden tentu tidak kita duga," katanya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI