Dokter Spesialis Paru Ungkap Gejala Baru Covid-19 Ditandai Batuk Darah

Kamis, 24 Juni 2021 | 14:09 WIB
Dokter Spesialis Paru Ungkap Gejala Baru Covid-19 Ditandai Batuk Darah
Ilustrasi penanganan pasien Covid-19 (VOA Indonesia)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Dokter spesialis paru RS UI Depok dr. Irandi Putra Pratomo menemukan adanya gejala baru pada kebanyakan pasien Covid-19 baru-baru ini.

Pada gelombang tsunami Covid-19 kali ini, ia menemukan para pasien mengalami gejala batuk disertai darah.

Hal tersebut terungkap saat Irandi menjadi pembicara di acara Mata Najwa bertajuk 'Mata Najwa Takeover: Blak-blakan Dokter' yang disiarkan di Trans7 pada Rabu (23/6/2021) malam.

"Pada tsunami sekarang saya melihat pada usia muda pasien batuk darah," kata Irandi seperti dikutip Suara.com, Kamis (24/6/2021).

Baca Juga: Viral Perawat Dipukul Keluarga Pasien COVID-19, PPNI: Usut Tuntas!

Ia mengaku gejala baru tersebut merupakan fenomena baru yang perlu didalami oleh tim ahli.

Dokter spesialis paru RS UI Depok, dr Irandi Putra Pratomo (Youtube/matanajwa)
Dokter spesialis paru RS UI Depok, dr Irandi Putra Pratomo (Youtube/matanajwa)

Untuk memastikan kondisi saluran pernapasan pasien dengan gejala batuk darah, tim dokter biasanya mengambil sampel darah menggunakan alat bernama bronkoskopi.

Setelah sampel darah diambil selanjutnya akan diperiksa lebih lanjut.

Selain menemukan gejala baru, ia juga menemukan fakta baru bahwa pasien Covid-19 kini tak memandang usia.

Para pasien usia muda dengan atau tanpa penyakit penyerta atau komorbid sekarang banyak ditemui masuk dalam ruang ICU.

Baca Juga: Tolak Dibawa ke RS, Warga Positif Covid-19 di Kota Tegal Meninggal Saat Isolasi di Rumah

"Dari yang terberat ICU yang tadinya sebagian besar usia tua dan komorbid dominan, sekarang usia muda dengan atau tanpa komorbid bisa masuk ICU," ungkapnya.

Oleh karenanya, Irandi mengimbau kepada seluruh masyarakat untuk lebih meningkatkan kewaspadaan dan tetap memperketat protokol kesehatn.

Jangan hanya karena merasa masih muda dan tak memiliki komorbid lantas merasa kuat menghadapi virus corona.

"Tsunami ini lebih banyak usia muda dengan atau tanpa komorbid. Jadi kita harus hati-hati, covid sepertinya enggak lihat usia," tuturnya.

Sementara itu, untuk bangsal perawatan biasa ia melihat pasien Covid-19 yang mengisi ruangan tersebut sama rata antara usia muda dan tua.

"Kalau rawat biasa dengan tingkat penuh orang BOR diatas 100 persen, campur sih masih," tukasnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI