Terancam Dipecat, Seorang Pendeta di Yunani Siram Air Keras, 7 Orang Luka-luka

Kamis, 24 Juni 2021 | 14:06 WIB
Terancam Dipecat, Seorang Pendeta di Yunani Siram Air Keras, 7 Orang Luka-luka
Ilustrasi garis polisi. (Shutterstocks)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Sepuluh orang, termasuk tujuh uskup senior Ortodoks Yunani, terluka dalam serangan penyiraman air keras oleh seorang pendeta yang sedang menjalani sidang disiplin.

Menyadur The Guardian Kamis (24/6/2021) insiden tersebut terjadi pada Rabu (23/6) malam waktu setempat.

Akibat insiden tersebut, tiga uskup dan dua orang pengacara masih berada di rumah sakit menjalani perawatan akibat luka yang dideritanya.

Seorang petugas polisi di tempat kejadian, yang menangkap tersangka, juga dilarikan ke rumah sakit akibat luka yang dideritanya.

Baca Juga: Pernikahan Muslimah Anak Pendeta di Kalimantan, Toleransi Beragama Bikin Adem

Tiga uskup tersebut dalam kondisi serius menurut menteri kesehatan negara Yunani, Vasilis Kakilias. Ia menyebutkan insiden itu "belum pernah terjadi sebelumnya dan tragis".

Media lokal melaporkan bahwa mereka yang diserang menderita luka bakar, sebagian besar di wajah dan tangan mereka.

Saat kejadian, para uskup sedang dalam rapat membahas kemungkinan memecat pendeta tersebut setelah ia diduga memiliki 1,8 gram kokain.

Pendeta tersebut diduga menyeludupkan kokain dan disembunyikan di bawah jubahnya "di area alat kelaminnya" pada Juni 2018, harian Yunani Ta Nea melaporkan.

Dihadapan jaksa penuntut umum di kota Veroia, dia mengakui bahwa obat kelas A tersebut "untuk penggunaan pribadi".

Baca Juga: Dul Jaelani Buat Giring Ganesha Nangis di Lagu Kolaborasi Burung Gereja

Katerina Sakellaropoulou, presiden Yunani, mengutuk serangan itu, sementara Kyriakos Mitsotakis, perdana menteri, berbicara kepada Ieronymos, yang juga uskup agung Athena.

Mitsotakis mengatakan dia sangat sedih dan meyakinkan uskup bahwa negara akan "menawarkan semua bantuan medis yang mungkin untuk pemulihan cepat para korban."

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI