Suara.com - Politikus Partai Gelora Fahri Hamzah menyoroti wacana presiden tiga periode yang merebak. Ia menuliskan sindiran menohok atas ramainya isu Joko Widodo menjabat untuk kali ketiga sebagai presiden.
Melalui akun Twitternya, Fahri Hamzah bertanya apakah presiden tidak memiliki karir lagi setelah menjadi pemimpin negara dua periode.
"Apakah memang tidak ada karir baru bagi seorang presiden yang sudah selesai 2 periode?," sindir Fahri Hamzah di Twitter seperti dikutip oleh Suara.com, Rabu (23/6/2021).
Hingga berita ini dibuat, sindiran mantan Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) itu telah di-retweet 147 kali dan mendapatkan 548 tanda like.
Baca Juga: Deklarasi Referendum Jokowi Tiga Periode Langgar Konstitusi
Cuitan Fahri Hamzah itu juga langsung dibanjiri ratusan komentar dari warganet. Mereka menuliskan beragam pandangan mengenai sindiran Fahri itu di kolom komentar.
Banyak warganet yang memberikan saran pekerjaan bagi presiden yang sudah selesai menjabat selama dua tahun. Menurut mereka, banyak hal yang bisa dilakukan oleh mantan presiden agar tidak fokus menambah periode.
"Udah santa"Baiknya masuk dunia sosial, banyaklah semacam PMI, ACT, Lawan Kangker, penanggulangan bencana.. dll. Bagus buat penebusan dosa," sindir yang lain.i aja di rumah, menikmati hidup, terus jadi penasehat periode sesudahnya," saran warganet.
"Bill Clinton, Barack Obama jadi penulis buku dan keynote speaker seminar-seminar, tambah kaya. Tapi itu mantan presiden di +1," komen warganet.
"Ada bang. Jadi penasehat utama para pakar hukum tata negara dalam membahas amandemen UUD, utamanya mengenai bab masa Jabatan Presiden dan Wakil Presiden," tulis warganet.
Baca Juga: Dukung Presiden 3 Periode, Begini Penampakan Kantor Seknas Jokowi-Prabowo 2024 di Mampang
"Baiknya masuk dunia sosial, banyaklah semacam PMI, ACT, Lawan Kangker, penanggulangan bencana.. dll. Bagus buat penebusan dosa," sindir yang lain.
"Presiden yang sudah selesai 2 periode harusnya bisa jadi penasihat untuk presiden yang baru, karena sudah terbukti hasil kerjanya," kata warganet.
"Karir dalam pemerintahan resmi mungkin sudah tuntas. Lebih baik jadi negarawan atau bergerak dibidang sosial dan kemanusiaan, perdamaian, pengetahuan atau gerakkan cinta tanah air serta gerakan kebangsaan lainnya," saran lainnya.
Survei SMRC: 52,9 Persen Masyarakat Tak Setuju Jokowi Presiden 3 Periode
Hasil survei nasional Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) terbaru menunjukkan mayoritas warga Indonesia tidak setuju Jokowi maju kembali dalam Pilpres 2024.
"Sekitar 52,9 persen menyatakan tidak setuju, sementara yang setuju 40,2 persen," kata Peneliti sekaligus Direktur Komunikasi SMRC Ade Armando dalam peluncuran hasil survei nasional SMRC bertajuk "Sikap Publik Nasional terhadap Amendemen Presidensialisme dan DPD", yang dilakukan secara daring, di Jakarta, Minggu.
Survei SMRC juga menunjukkan mayoritas warga (74 persen) menghendaki agar ketetapan tentang masa jabatan presiden dua kali dipertahankan.
"Yang ingin masa jabatan presiden diubah hanya 13 persen, dan yang tidak punya sikap 13 persen," ujar Ade.
Menurut Ade, temuan ini menunjukkan bahwa narasi yang diusung kelompok-kelompok tertentu agar Presiden Jokowi bisa kembali bertarung dalam Pilpres 2024 dengan mengubah ketetapan UUD 1945 yang membatasi masa jabatan presiden, tidak didukung oleh mayoritas warga Indonesia.
"Memang dukungan terhadap gagasan untuk mencalonkan Jokowi kembali sebagai presiden nampak cukup tinggi, yakni sekitar 40 persen," kata Ade.
Namun, lanjut dia, tetap persentase itu lebih rendah secara signifikan dibandingkan mereka yang menganggap Jokowi cukup menjabat dua kali yang mencapai 53 persen.