Suara.com - Kepala Badan Kepegawaian Negara (BKN), Bima Haria Wibisana merespon pernyataan Politisi PDIP, Kapitra Ampera yang mengklaim mengetahui hasil tes wawasan kebangsaan (TWK) pegawai Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
Dia menegaskan, tidak mengenal Kapitra dan tidak pernah bertemu dengan politisi partai berlambang banteng itu.
"Ya saya tidak tahu, bisa tanya ke Pak Kapitra sendiri. Saya juga tidak pernah ketemu Pak Kapitra, tidak kenal juga, jadi saya tidak tahu," kata Bima saat Konperensi Pers di Kantor Komnas HAM, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (22/6/2021).
Bima mengatakan, kerahasiaan hasil TWK kewenangannya berada di Dinas Psikologi TNI Angkatan Darat (AD) dan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT).
Baca Juga: Hasil TWK 75 Pegawai, BKN dan KPK Lempar Tanggung Jawab
"Nah, Dinas Psikologi AD mengatakan berdasarkan ketetapan Panglima TNI itu rahasia. Saya tanya ke BNPT, ini kalau profiling bisa nggak diminta? Profiling ini didapatkan dari suatu aktivitas intelijen, sehingga menjadi rahasia negara,” jelas Bima.
Karena hasil TWK dianggap sebagai rahasia negara, dia berdalih bukan wewenangnya yang menetapkan.
“Jadi saya sampaikan, ini menurut Dinas Psikologi AD dan BNPT rahasia. Bukan saya yang menetapkan rahasiaannya, tapi pemilik informasi itu,” ucapnya.
Namun kata Bima, hasil itu dapat dibuka jika ada ketetapan dari pengadilan.
“Apakah ini bisa dibuka? Ya bisalah. Informasi di Indonesia ini semuanya bisa dibuka kalau ada ketetapan pengadilan. Supaya orang-orang yang memberikan informasi ini tidak disalahkan karena melanggar aturan,” jelasnya.
Baca Juga: Tak Punya Instrumen Khusus TWK Bagi Pegawai KPK, Jadi Alasan BKN Pakai Instrumen TNI AD
Sebelumnya, saat menjadi narasumber di program diskusi Mata Najwa yang dipandu Jurnalis Najwa Shihab, Kapitra mengaku memiliki data hasil TWK. Ketika itu topik pembicaraan terkait isu Taliban di KPK.
"Dan saya pernah membaca dari jawaban orang-orang itu. Yang dites itu, itu ada yang mengatakan bahwa betul ada Taliban," kata Kapitra yang dikutip dari You Tube Chanel Najwa Shihab.
Mendengar pernyataan itu, Najwa Shihab yang menjadi pemandu diskusi, mempertanyakan bagaimana Kapitra mendapatkan informasi tersebut.
"Anda baca dimana? Bahkan, pimpinan KPK saja tidak tahu," tanya Najwa.
"Saya punya bukti akurat tentang itu (hasil TWK). Dan mereka mengatakan, saya tidak pernah takut dengan siapapun, kecuali Allah, termasuk dengan pimpinan," jawab Kapitra.
Seperti diketahui, TWK merupakan salah satu syarat peralihan pegawai Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menjadi Aparatur Sipil Negara (ASN). Tes ini pula yang kekinian menjadi polemik, karena menyebabkan 75 pegawai KPK dinonaktifkan karena tidak lolos.
Saat proses TWK , BKN menjadi salah satu mitra KPK menyeleksi pegawai lembaga antikorupsi untuk diangkat menjadi Aparatur Sipil Negara.