Orang Kaya Indonesia ke Amerika Serikat Demi Cepat Dapat Vaksin Covid-19

Reza GunadhaABC Suara.Com
Selasa, 22 Juni 2021 | 18:23 WIB
Orang Kaya Indonesia ke Amerika Serikat Demi Cepat Dapat Vaksin Covid-19
ILUSTRASI - Vaksinator menyiapkan vaksin COVID-19 sebelum disuntikkan kepada warga dengan kelompok usia minimmal 18 tahun di GOR Pengadegan, Pancoran, Jakarta, Kamis (10/6/2021). [Suara.com/Angga Budhiyanto]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Orang-rang Kaya di Indonesia disebut beramai-ramai berkunjung ke Amerika Serikat demi mendapatkan vaksin covid-19 lebih cepat.

Hal itu diakui oleh Muhammad Risqy Putra. Dia mengungkapkan, sudah memesan tiket pesawat ke AS untuk mendapat vaksinasi.

Risqy menuturkan, selama di Indonesia, dirinya belum berhasil mendapatkan vaksin covid-19 karena tak tergolong prioritas.

Ini akan menjadi perjalanan pertamanya ke luar negeri saat pandemi covid-19.

Baca Juga: Guru Besar UNUD Pastikan Vaksin Covid-19 di Indonesia Ampuh Lawan Varian Alpha dan Delta

“Kebetulan saya belum mendapatkan vaksin di sini (Indonesia),” kata Risqy.

“Jadi sekalian ke sana dan mendapatkan vaksinasi,” ujar pria berusia 25 tahun ini kepada kantor berita Reuters.

Risqy rencananya ke Amerika Serikat ditemani kedua orangtuanya yang juga akan divaksinasi.

Jalan-jalan mendapat vaksin gratis

Negara-negara maju seperti Amerika Serikat memiliki program vaksinasi yang dinilai lebih cepat, membuat orang-orang kaya di negara berkembang seperti Indonesia, Thailand atau Meksiko, rela pergi ke luar negeri demi vaksin.

ATS Vacations adalah salah satu agen perjalanan di Indonesia yang menawarkan “tur vaksin” seperti itu.

Baca Juga: Rumah Wanita Ini Dipenuhi Paket Misterius yang Tak Pernah Ia Pesan, Ini Isinya

Selama pandemi bisnis perjalanan mereka mengalami penurunan hingga 75 persen.

Mereka berharap dengan “tur vaksin” tidak hanya akan menguntungkan industri perjalanan di Indonesia, tapi juga membantu mereka yang ingin divaksinasi lebih cepat.

“Kita membantu mereka yang ingin divaksinasi, tapi sulit mendapatkannya di sini,” ujar Lilik Budiman, direktur pemasaran ATS.

“Karena mereka mau jalan-jalan juga, jadi kenapa tidak menggabungkan keduanya sekaligus.”

Dalam promosinya disebutkan “kesempatan untuk vaksin gratis” dengan foto satu dosis suntikan keluaran Johnson & Johnson.

Lebih dari seratus orang sudah memesan program vaksin tersebut, dengan jadwal keberangkatan di bulan ini hingga November, tergantung apakah mereka bisa mendapatkan visa.

Berapa biayanya? Untuk minimal delapan hari perjalanan, biayanya berkisar lebih dari Rp15 juta hingga Rp53 juta lebih, tergantung apakah berpergian dalam grup atau privat.

Dewiana (33 tahun) juga berencana untuk ikut tur vaksin ini di akhir September nanti.

Ia mengatakan kesempatan untuk mendapat merk vaksin pilihannya menjadi salah satu alasan mengapa ia ingin divaksinasi di luar negeri.

“Dari brosur yang saya pelajari, vaksin yang akan kami dapatkan adalah Johnson & Johnson,” ujarnya kepada Reuters.

Tapi amankah untuk melakukannya?

Menurut dr Pandu Riono, epidemiolog dari Universitas Indonesia, pergi ke luar negeri untuk mendapatkan vaksin adalah “biasa dan tidak dilarang” bagi mereka yang mampu melakukannya.

Sementara juru bicara Kedutaan Besar Amerika Serikat di Jakarta mengatakan berpergian ke Amerika Serikat untuk vaksinasi diperbolehkan.

“Mendapatkan perawatan medis ke Amerika Serikat adalah tujuan perjalanan yang diperbolehkan bagi individu yang memiliki visa kunjungan yang sah,” ujar Michael Quinlan.

Berapa banyak orang Indonesia yang divaksinasi?

Hari Minggu kemarin (20/06), sebanyak 10 juta dosis vaksin corona produksi Sinovac dalam bentuk bahan baku sudah tiba di Jakarta.

Dari situs Sekretariat Kabinet RI, disebutkan jika nantinya bahan baku ini akan diolah oleh Bio Farma untuk menjadi vaksin COVID-19.

Total vaksin yang sudah diterima di Indonesia saat ini adalah lebih dari 104 juta dosis, dengan perincian 94,5 juta dosis Sinovac, lebih dari 8,2 juta dosis AstraZeneca, dan 2 juta dosis Sinopharm, menurut data Pemerintah.

Pemerintah Indonesia masih mengejar target untuk melakukan vaksinasi kepada sekitar 70 persen warga untuk mencapai kekebalan masyarakat atau ‘herd immunity’.

“Pemerintah selalu hadir dalam rangka mengamankan sekitar 426,8 juta dosis vaksin COVID-19 ini. Upaya-upaya ini tentunya kita lakukan dalam rangka penyediaan dalam bentuk pendekatan bilateral, multilateral, maupun eksplorasi daripada produk-produk dalam negeri,” demikian pernyataan Oscar Primadi, Sekretaris Jenderal Kementerian Kesehatan.

Sementara itu vaksin merk Pfizer akan mulai masuk bulan Agustus dengan pengiriman antara 7,5 juta hingga 12 juta dosis per bulan, kata Juru Bicara Vaksinasi COVID-19 Kementerian Kesehatan, Siti Nadia Tarmizi, seperti yang dikutip Reuters, akhir pekan lalu.

Hingga awal pekan kemarin lebih dari 23 juta orang Indonesia telah mendapatkan vaksin dosis pertama dan lebih dari 12 juta orang telah mendapatkan dua dosis.

Secara global, lebih dari 2,7 miliar dosis vaksin sudah diberikan di seluruh dunia, dengan kemampuan 38 juta dosis telah disuntikkan setiap hari, menurut lembaga Our World in Data (OWID) yang berbasis di Inggris.

China menjadi negara yang sudah melakukan vaksinasi terbanyak, yakni 1,03 miliar lebih dosis, yang disusul Amerika Serikat dengan 317,97 juta dosis.

India, yang pernah mengalami lonjakan kasus COVID, berada di tempat ketiga dengan 274,29 juta dosis.

Artikel ini diproduksi oleh Erwin Renaldi

REUTERS

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI