Suara.com - Menteri Sosial (Mensos), Tri Rismaharini menekankan pentingnya merangkul tidak hanya tokoh formal, namun juga tokoh-tokoh informal seperti tokoh masyarakat, tokoh agama, tokoh budaya, tokoh adat, dan sebagainya untuk menekan peneyabaran virus Covid-19. Sebab, menangani pandemi Covid-19 membutuhkan kerja sama semua pihak.
“Bagaimana kemudian kita bekerjasama, kita tidak mungkin bisa sendiri. Kita gandeng tokoh masyarakat, kita gandeng tokoh agama untuk bersama-sama menjaga ini. Karena ini tidak mungkin dilakukan oleh pemerintah daerah atau kami saja,” tutur Risma dalam acara bertajuk "Strategi Pembinaan Sumber Daya Guna Pemantapan Penanganan Covid-19 dalam Rangka Mewujudkan Indonesia Sehat”.
Selain itu, Risma juga menekankan pentingnya faktor kepemimpinan. Kata Risma, pemimpin sangat menentukan sejauh mana pandemi bisa dikendalikan.
“Soal bagaimana kepemimpinan di era Covid-19 ini, saya juga sampaikan bahwa memang kepemimpinan sangat berpengaruh. Karena kalau kita tidak mengerti (bagaimana langkah-langkah pengendalain dilakukan), maka benar-benar kota kita akan zona hitam,” imbuhnya.
Pada kesempatan tersebut, Risma juga meminta semua pihak optimistis. Pandemi bisa diatasi dengan kerja sama yang baik semua pihak.
“Saya yakin bisa. Saya pernah mengalami hal yang sama di Surabaya. Saya dibantu Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), TNI, Polri, dan pihak terkait lainnya. Alhamdulillah tadinya zona hitam, menjadi zona kuning,” kata Risma.
Risma mengutip kembali arahan Presiden Joko Widodo yang menekankan kembali pentingnya penanganan skala mikro.
“Itu sudah saya lakukan. Saya kira itu solusi terbaik. Sebab kita tidak bisa membandingkan dengan luar negeri, di mana lockdown dilakukan,” katanya.
Lockdown di luar negeri dampaknya bisa dikendalikan karena di sana aktivitas ekonominya tinggi.
Baca Juga: Lima Hari Terakhir, Angka COVID-19 di Jakarta Timur Tembus 1.000 Kasus per Hari
“Kalau di sana, gaji sebulan bisa saving, bisa simpan untuk sekian hari. Sedangkan di sini beda. Ada saja yang pendapatannya hari ini, kemudian dipakai makan, besoknya sudah habis,” katanya.