Tekan Penyebaran Covid-19, Mensos Risma Tekankan Pentingnya Rangkul Pemimpin Informal

Selasa, 22 Juni 2021 | 14:27 WIB
Tekan Penyebaran Covid-19, Mensos Risma Tekankan Pentingnya Rangkul Pemimpin Informal
Dok: Kemensos
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Menteri Sosial (Mensos), Tri Rismaharini menekankan pentingnya merangkul tidak hanya tokoh formal, namun juga tokoh-tokoh informal seperti tokoh masyarakat, tokoh agama, tokoh budaya, tokoh adat, dan sebagainya untuk menekan peneyabaran virus Covid-19. Sebab, menangani pandemi Covid-19 membutuhkan kerja sama semua pihak.

“Bagaimana kemudian kita bekerjasama, kita tidak mungkin bisa sendiri. Kita gandeng tokoh masyarakat, kita gandeng tokoh agama untuk bersama-sama menjaga ini. Karena ini tidak mungkin dilakukan oleh pemerintah daerah atau kami saja,” tutur Risma dalam acara bertajuk "Strategi Pembinaan Sumber Daya Guna Pemantapan Penanganan Covid-19 dalam Rangka Mewujudkan Indonesia Sehat”.

Selain itu, Risma juga menekankan pentingnya faktor kepemimpinan. Kata Risma, pemimpin sangat menentukan sejauh mana pandemi bisa dikendalikan.

“Soal bagaimana kepemimpinan di era Covid-19 ini, saya juga sampaikan bahwa memang kepemimpinan sangat berpengaruh. Karena kalau kita tidak mengerti (bagaimana langkah-langkah pengendalain dilakukan), maka benar-benar kota kita akan zona hitam,” imbuhnya.

Baca Juga: Lima Hari Terakhir, Angka COVID-19 di Jakarta Timur Tembus 1.000 Kasus per Hari

Pada kesempatan tersebut, Risma juga meminta semua pihak optimistis. Pandemi bisa diatasi dengan kerja sama yang baik semua pihak.

“Saya yakin bisa. Saya pernah mengalami hal yang sama di Surabaya. Saya dibantu Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), TNI, Polri, dan pihak terkait lainnya. Alhamdulillah tadinya zona hitam, menjadi zona kuning,” kata Risma.

Risma mengutip kembali arahan Presiden Joko Widodo yang menekankan kembali pentingnya penanganan skala mikro.

“Itu sudah saya lakukan. Saya kira itu solusi terbaik. Sebab kita tidak bisa membandingkan dengan luar negeri, di mana lockdown dilakukan,” katanya.

Lockdown di luar negeri dampaknya bisa dikendalikan karena di sana aktivitas ekonominya tinggi.

Baca Juga: Kasus Baru COVID-19 di Tasikmalaya Tembus 111, Antrean ke Ruang Isolasi Makin Panjang

“Kalau di sana, gaji sebulan bisa saving, bisa simpan untuk sekian hari. Sedangkan di sini beda. Ada saja yang pendapatannya hari ini, kemudian dipakai makan, besoknya sudah habis,” katanya.

Pada kesempatan tersebut, Risma juga mengajak semua pihak untuk mematuhi kebijakan pemerintah dengan menerapkan disiplin 3M: memakai masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak.

Kemensos sendiri, kini tengah melaksanakan berbagai kebijakan untuk menekan penyebaran Covid-19. Seperti penyediaan sarana cuci tangan dengan sabun, aturan jaga jarak, kebijakan work from home (WFH) melalui Surat Edaran No 1014/1/KP.07.07/6/2021 dimana di antaranya diatur jam bekerja di kantor (Work From Office/WFO) bagi 50 persen pegawai dan 50 persen WFH.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI