Suara.com - Tari Payung adalah tarian adat yang berasal dari Minangkabau, Sumatera Barat.
Seni tari adalah sebuah kebudayaan yang diturunkan secara turun-temurun oleh leluhur kita, secara umum fungsi seni tari digunakan sebagai sarana hiburan maupun pembukaan sebuah pentas dan pesta.
Sebagai penerus bangsa sudah menjadi kewajiban bagi kita untuk mengapresiasi dan melestarikan apa yang sudah diturunkan oleh leluhur kita.
Berikut adalah ulasan lengkap tentang Tari Payung, mari simak!
Baca Juga: Jejak Sejarah Masjid Raya Singkawang, Ikon Kota Paling Toleran
Sejarah Tari Payung
Untuk mengetahui lebih jauh tentang Tari Payung alangkah baiknya kita mengetahui terlebih dahulu tentang sejarah Tari Payung. Tari Payung adalah sebuah tari daerah yang sudah ada sejak jaman penjajahan Belanda, perlu anda ketahui bahwa Tari Payung sangat memiliki kaitan erat dengan sebuah drama yang biasa dimainkan oleh masyarakat Minangkabau, Drama Toone namanya.
Secara keseluruhan Tari Payung sangat kental dengan budaya Melayu, hal ini dikarenakan penduduk daerah Sumatera Barat merupakan keturunan asli dari suku Melayu.
Mulanya Tari Payung hanya dipentaskan saat ada waktu jeda dalam pertunjukan drama Toone, tari yang tercatat pertama kali ditemukan pada tahun 1920 ini menggunakan payung sebagai instrumen utamanya.
Baca Juga: Kisah Sultan Mahmud Riayat Syah, Raja Islam Malaka Bebaskan Bangsa Melayu Dari Penjajah
Seperti yang kita ketahui bahwa setiap kesenian budaya yang diturunkan pastinya memiliki nilai-nilai dan makna yang terkandung, berikut adalah nilai dan makna yang terkandung di dalam kesenian Tari Payung:
- Payung
Seperti yang anda ketahui payung menjadi sebuah medium penting yang digunakan saat pementasan Tari Payung, hal ini bukanlah semata-mata tanpa alasan. Melainkan payung merupakan bentuk representasi dari perlindungan seorang laki-laki kepada perempuan, saat pementasan penari pria akan memegang payung dan melakukan gerakan memayungi penari wanita - Selendang
Penari pria menggunakan payung dan penari wanita menggunakan selendang, selendang dalam Tari Payung adalah sebuah lambang dari kesetiaan dan cinta suci. Bahkan selendang memiliki makna lebih dalam yakni kesiapan seorang wanita untuk membangun rumah tangga - Gerakan Tari
Secara garis besar tarian ini memiliki makna dan nilai kasing sayang yang ditunjukkan oleh seseorang kepada pasangannya, sedangkan mengapa yang ditunjuk sebagai penari lebih kearah para pemuda-pemudi adalah sebagai bentuk representasi dari pergaulan anak muda yang cenderung lebih mudah untuk bergaul.
Dalam pementasan Tari Payung ada sebuah lagu yang digunakan untuk mengiringi tari tersebut, lirik dari lagu tersebut adalah sebagai berikut:
Babendi-bendi
Ka sungai tanang
Aduhai sayang babendi-bendi
Ka sungai tanang aduhai sayang
Singgahlah mamatiak, singgahlah mamatiak
Bungo lambayuang
Singgahlah mamatiak, singgahlah mamatiak
Bungo lambayuang
Hati siapo indak ka sanang
Aduhai sayang
Hati siapo indak ka sanang
Aduhai sayang
Maliek rang mudo, maliek rang mudo
Manari payuang
Maliek rang mudo, maliek rang mudo
Manari payuang
Hati siapo indak ka sanang
Aduhai sayang
Hati siapo indak ka sanang
Aduhai sayang
Maliek si Nona, maliek si Nona
Manari payuang
Maliek si Nona, maliek si Nona
Manari payuang.
Jika diartikan lagu ini bercerita tentang kehangatan pasangan suami istri yang sedang berbulan madu di tepian sungai Tanang.
Demikian adalah ulasan tentang Tari Payung yang perlu anda ketahui, semoga dapat memberikan wawasan baru bagi anda.
Kontributor : Dhea Alif Fatikha