Diduga Langgar Aturan Lockdown, Warga Muslim di Sri Lanka Dipaksa Berlutut

Senin, 21 Juni 2021 | 14:44 WIB
Diduga Langgar Aturan Lockdown, Warga Muslim di Sri Lanka Dipaksa Berlutut
Deretan pria yang diduga dipaksa berlutut karena langgar aturan lockdown di Sri Lanka[The Hindu]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Seorang warga di Kota dengan penduduk mayoritas Muslim di Sri Lanka dipaksa berlutut oleh tentara setelah dianggap melanggar aturan lockdown.

Menyadur The Hindu Senin (21/6/2021) insiden tersebut terungkap setelah sebuah foto yang memperlihatkan sekelompok orang dipaksa berlutut kepada militer Sri Lanka.

Deretan pria yang berlutut di depan tentara tersebut dilaporkan melanggar penguncian Sri Lanka saat ini dan mendapat hukuman dari anggota militernya.

Tentara Sri Lanka, bersama dengan para profesional kesehatan, memimpin respons pandemi Covid-19 di negara itu, meskipun mendapat kritik dari berbagai pihak.

Baca Juga: Pegawai Biologi LIPI WFH Mulai Hari ini, Virus COVID-19 Varian India Ditemukan di Karawang

Panglima Angkatan Darat Jenderal Shavendra Silva menjadi kepala 'Pusat Operasi Nasional Pencegahan Wabah Covid-19'.

Insiden tersebut terjadi pada hari Sabtu (19/6) telah meningkatkan ketakutan warga di Eravur, sebuah kota mayoritas Muslim di distrik Batticaloa timur.

Mohammed Ismail Marzook, seorang warga Eravur yang menjadi salah satu pria di foto itu, mengungkapkan jika ia hanya membeli obat namun berakhir "dipukuli dan dipermalukan".

"Saya baru saja pergi dengan sepeda untuk membeli obat diabetes saya di apotek lokal kami, dan sedikit beras di dekatnya. Saya bahkan menunjukkan kotak berisi pil saya, tetapi tentara memaksa saya untuk berlutut di sana bersama dengan beberapa orang lain, dengan tangan terangkat," katanya kepada The Hindu.

"Saya menjelaskan kepada mereka di Sinhala bahwa saya seorang pasien, dan bahwa saya keluar hanya untuk membeli obat-obatan, yang diperbolehkan. Tetapi mereka tidak mau mendengarkan, dan terus memukuli saya, seperti mereka akan menggembala ternak," katanya.

Baca Juga: Ruang Isolasi Pasien COVID-19 di Graha Wisata TMII Sisa 3 Kamar

Shanakiyan Rasamanickam, anggota parlemen Batticaloa mengatakan insiden itu menunjukkan bahwa itu adalah "satu negara dua undang-undang untuk pemerintah ini."

Pihak Angkatan Darat Sri Lanka langsung mengeluarkan pernyataan sehari setelah kejadian tersebut viral di media sosial.

Angkatan Darat mengatakan "segera mencopot" personel dari tugas,"setelah dugaan perilaku yang tidak pantas dari beberapa personel militer" di Eravur.

Angkatan Darat juga mengatakan jika pihaknya sudah memulai investigasi awal dan menjanjikan "tindakan paling keras".

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI