Suara.com - Satu-satunya pembangkit listrik tenaga nuklir Iran ditutup selama tiga hingga empat hari dan menjadi yang pertama sejak 10 tahun beroperasi.
Gholamali Rakhshanimehr, menyadur Russian Today Senin (21/6/2021) mengumumkan penutupan pembakit listrik tersebut Minggu saat menghadiri talkshow.
Pejabat dari perusahaan listrik Iran tersebut mengatakan jika penutupan itu dapat berakibat pada pemadaman listrik.
Rakhshanimehr mengatakan pabrik ditutup pada hari Sabtu "untuk perbaikan teknis yang akan berlanjut selama beberapa hari."
Baca Juga: UFO Sangat Tertarik pada Nuklir dan Air di Bumi
Pembangunan pabrik Bushehr dimulai sebelum Revolusi Islam 1979 tetapi terganggu oleh perang Iran-Irak dan akhirnya selesai dengan bantuan Rusia.
Pembangkit listrik nuklir tersebut mulai memasok kebutuhan pada tahun 2011, dan tidak pernah dimatikan sejak saat itu.
Penutupan pembangkit listrik Bushehr terjadi setahun setelah ledakan menghancurkan fasilitas nuklir Natanz Iran, tempat pengayaan uranium berlangsung.
Seorang mantan kepala intelijen Israel baru-baru ini mengatakan bahwa negaranya berada di balik ledakan yang terjadi pada Juli 2020 tersebut.
Fasilitas nuklir Natanz diguncang oleh ledakan lain pada bulan April tahun ini. Pejabat Iran menyebut insiden itu sebagai tindakan "sabotase."
Baca Juga: Sulit Dapat Pasokan, Iran Kembangkan Vaksin Covid-19 Dalam Negeri
Pada bulan Maret, pejabat nuklir Iran Mahmoud Jafari telah memperingatkan bahwa pabrik Bushehr berisiko ditutup, karena sanksi AS mempersulit sumber suku cadang dan peralatan, menurut laporan yang mengutip media pemerintah Iran.