Suara.com - Angka penularan Covid-19 terus meroket setiap harinya di ibu kota beberapa waktu terakhir. Bahkan diperkirakan akan ada ratusan ribu kasus aktif corona dalam waktu dekat.
Diketahui, kasus aktif merupakan orang terjangkit corona yang belum sembuh dan saat ini sedang menjalani masa isolasi atau perawatan di rumah sakit.
Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta Widyastuti mengatakan dengan kondisi kenaikan yang signifikan seperti sekarang, pihaknya mencoba melakukan prediksi jika penularan virusnya terjadi secara maksimal di masyarakat.
Pada perkiraaan penambahan kasus aktif maksimal, jika diteruskan, maka akan ada 218 ribu orang positif Covid-19 di bulan Agustus.
Baca Juga: Hari Ini Vaksinasi Covid-19 Massal di Bandar Lampung, Catat Lokasi dan Syaratnya
"Kalau kami lakukan prediksi ini bisa sampai tembus kasus aktif harian itu mencapai lebih dari 70 ribu. Bahkan kalau sampai Agustus bisa mencapai 218 ribu," ujar Widyastuti melalui siaran di kanal YouTube BNPB, dikutip Senin (21/6/2021).
Dari grafik yang dipaparkan Widyastuti, memang jika penularannya moderat, maka penambahannya tidak separah ketika maksimal.
"Kami mencoba secara prediksi peningkatan yang moderat, itu angka grafiknya sedikit landai, tapi pada saat kondisi yang maksimal, itu luar biasa," katanya.
Penularan secara maksimal ini disebutnya karena adanya varian baru Covid-19 yang merebak di tengah masyarakat. Penularan dan penyebarannya disebut lebih cepat.
"Hal ini terkait dengan adanya prediksi varian baru yang menjadi perhitungan kita. Jadi kami menghitung kasus aktif harian di DKI Jakarta itu sangat luar biasa," ucapnya.
Baca Juga: Masuk Ruang Sidang, 18 Warga Korban Korupsi Bansos Minta Ganti Rugi ke Eks Mensos Juliari
Karena itu, agar tak terjadi penularan maksimal, maka diperlukan intervensi dari Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI. Pembatasan terhadap mobilitas masyarakat harus segera dilakukan demi menekan penularan.
"Ini tentunya angka prediksi. Kenapa kita hitung? Karena kita harus intervensi sesuatu yang lebih masif seperti halnya di tahun-tahun lalu. Tentu yang berbeda adalah kalau tahun lalu sekupnya hanya di Jakarta dan sekitarnya, tetapi tentu dengan tahun ini karena maraknya di provinsi lain bisa diharapkan pembatasan yang lebih luas," pungkasnya.