Korea Utara Krisis Pangan, Sebungkus Kopi Harganya Rp 1,5 Juta

Senin, 21 Juni 2021 | 09:12 WIB
Korea Utara Krisis Pangan, Sebungkus Kopi Harganya Rp 1,5 Juta
Kim Jong Un dan istri berkunjung ke pabrik kosmetik (AFP)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Pemimpin tertinggi Korea Utara Kim Jong-un mengakui negaranya sedang mengalami krisis pangan yang parah. Dalam pertemuan baru-baru ini, Kim mengatakan pasokan makanan Korea Utara dalam keadaan 'tegang'.

Menyadur Live Mint Sabtu (19/06) beberapa harga barang pokok di ibu kota melambung ke level tertinggi dalam beberapa bulan terakhir.

Sementara barang-barang non-pokok seperti paket kecil teh hitam sudah naik jadi $ 70 (Rp 1 juta), paket kopi bisa lebih dari $ 100 (Rp 1,5 juta) dan 1 Kg pisang melonjak jadi $ 45 (Rp 650 ribu).

Organisasi Pangan dan Pertanian Perserikatan Bangsa-Bangsa (FAO) memperkirakan Korea Utara kekurangan sekitar 860 ribu ton makanan atau lebih dari dua bulan pasokan nasional.

Baca Juga: Kim Jong Un Sebut Korut Siap Berdialog dan Konfrontasi dengan Amerika

Laporan oleh Radio Free Asia mengklaim beberapa petani Korea Utara diminta menyumbangkan 2 liter urin mereka setiap hari untuk membantu memproduksi pupuk.

Seorang perempuan di Korea Utara sedang menuntun sepeda sembari berbicara di ponsel. [Shutterstock]
Seorang perempuan di Korea Utara sedang menuntun sepeda sembari berbicara di ponsel. [Shutterstock]

Terlepas dari situasi yang mengkhawatirkan, Kim menyarankan perbatasan akan tetap ditutup, dengan menyatakan negara akan mempertahankan “negara anti-epidemi yang sempurna di bawah kondisi saat ini.”

Korea Utara telah menutup perbatasannya untuk menahan penyebaran Covid-19. Kini, negara itu bergantung pada China untuk mengisi celah kosong pangan lokal. Akibatnya perdagangan dengan China anjlok.

Negara ini juga berjuang di bawah sanksi internasional, yang diberlakukan karena program nuklir.

Tahun ini di bulan April Kim membuat pengakuan langka tentang kesulitan dan menyerukan pejabat melakukan 'Harduous March' untuk membebaskan rakyat kita dari kesulitan.

Baca Juga: Disebut Sama Ganasnya dengan Kanker, Kim Jong Un Bakal Perangi K-Pop

The Harduous March adalah istilah yang digunakan oleh pejabat Korea Utara untuk merujuk pada periode kelaparan massal dari tahun 1994 hingga 1998.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI