Suara.com - Kantor kepresidenan Korea Selatan, Cheong Wa Dae menanggapi dengan sangat hati-hati tentang petisi yang mendukung wajib militer bagi wanita.
Menyadur Korean Times Sabtu (19/06), petisi itu sudah ditandatangani oleh lebih dari 290 ribu orang pada hari Jumat. Cheong Wa Dae mengatakan masalah ini harus diputuskan dengan diskusi publik dan konsensus sosial.
Secara hukum, semua pria Korea Selatan yang berbadan sehat menjalani wajib militer selama 18 hingga 22 bulan.
Sejauh ini, wanita dibebaskan dari wajib militer, meskipun mereka dapat menjadi sukarelawan sebagai petugas yang ditugaskan atau yang tidak ditugaskan.
Baca Juga: 24 Jam Makan di Kafetaria Korea Selatan, Menunya Sukses Bikin Ngiler
Perdebatan tentang wajib militer perempuan muncul baru-baru ini di tengah tingkat kelahiran yang sangat rendah di negara itu.
"Sistem wajib militer bagi perempuan bukan hanya soal rekrutmen tenaga militer. Ini mengandung beragam isu kontroversial," kata kantor kepresidenan.
"Harus ada persiapan dan penelitian yang memadai tentang lingkungan dinas militer dan budaya organisasi militer yang setara gender sebelum sistem wajib militer perempuan benar-benar diterapkan," katanya.
Sebelumnya, seruan untuk wajib militer wanita sempat kehilangan momentum setelah terungkapnya serangan seksual yang mengakibatkan seorang perwira non-komisioner Angkatan Udara bunuh diri.
Para kritikus mengatakan budaya hierarkis macho militer harus disalahkan atas hal ini dan kejahatan seks lainnya yang sedang berlangsung yang banyak di antaranya tidak dilaporkan.
Baca Juga: Bali Akan Bangun LRT, Kerjasama dengan Korea Selatan
Perdebatan selama puluhan tahun tentang wajib militer wanita kembali diangkat oleh beberapa calon presiden setelah pemilihan 7 April.