Suara.com - Mantan presiden Iran mengecam pemilihan di negaranya sebagai kesalahan yang mengabaikan kehendak rakyat dan menyatakan tidak mendukung siapapun.
Dalam sebuah pesan video, disadur dari Anadolu Agency Minggu (20/6/2021) Mahmoud Ahmadinejad mengecam pemilihan presiden yang diadakan pada hari Jumat.
Menunjukkan bahwa Dewan Pengawal Konstitusi, yang menilai kesetiaan kandidat kepada rezim dan latar belakang politik hingga agama mereka, memveto beberapa tokoh.
Ahmadinejad mengklaim jika Dewan tidak memberikan alasan ketika memveto, termasuk dirinya sendiri, dan dinilai mengabaikan kehendak rakyat.
Baca Juga: Jebol Gawang Israel, Cristiano Ronaldo Kejar Rekor Bomber Legendaris Iran Ali Daei
"Saya mempertimbangkan untuk mengadakan pemilihan dengan cara ini dan mengabaikan kehendak rakyat adalah merugikan negara, revolusi Islam, dan ketertiban." ujar mantan Presiden Iran tersebut.
Mengecam klaim palsu di media sosial bahwa dia mendukung beberapa kandidat, Ahmadinejad menegaskan bahwa tidak ada kandidat yang mendukungnya.
"Saya tidak mencalonkan diri dalam pemilihan, dan saya tidak punya rencana untuk mendukung siapa pun," kata Ahmadinejad, yang menjabat sebagai presiden dari 2005 hingga 2013.
Pemilihan datang pada saat yang kritis dimana Iran dan AS saat ini sedang bekerja keras untuk menghidupkan kembali kesepakatan nuklir 2015.
Masa jabatan Presiden Hassan Rouhani akan berakhir pada 3 Agustus, dengan kaum konservatif diperkirakan akan mengambil alih dari kaum reformis.
Baca Juga: Harga Minyak Bertahan di Harga Tertinggi, Apa Kabar Saham Sektor Pertambangan?
Pada Sabtu (19/6) Kementerian Dalam Negeri Iran mengumumkan jika kandidat garis keras Iran Ebrahim Raisi memimpin perolehan suara.
Mantan kepala kehakiman konservatif tersebut mendapat lebih dari 17,8 juta dari 28,6 juta suara yang telah dihitung.
"Saya mengucapkan selamat kepada rakyat atas pilihan mereka," kata Presiden Hassan Rouhani setelah mengetahui hasil sementara.