Suara.com - Kandidat garis keras Iran Ebrahim Raisi memenangkan pemilihan Presiden Iran setelah berhasil memimpin perolehan suara, mengalahkan tiga lawannya.
Mantan kepala kehakiman konservatif, menyadur Al Jazeera Minggu (20/6/2021), mendapat lebih dari 17,8 juta dari 28,6 juta suara yang telah dihitung, kata kementerian dalam negeri, berdasarkan hasil awal.
"Saya mengucapkan selamat kepada rakyat atas pilihan mereka," kata Presiden Hassan Rouhani setelah mengetahui hasil sementara.
Sebelumnya, tiga dari empat kandidat Presiden Iran telah mengakui kekalahan dari Raisi, termasuk anak didik Pemimpin Tertinggi Ali Hosseini Khamenei yang secara luas dipandang sebagai pemenang.
Tokoh garis keras Mohsen Rezaei, mantan panglima tertinggi Korps Pengawal Revolusi Islam, mendapat lebih dari 3,3 juta suara.
Dia diikuti oleh mantan kepala bank sentral Abdolnaser Hemmati, satu-satunya moderat dalam persaingan, dengan sedikitnya 2,4 juta suara, dan anggota parlemen konservatif Amir Hossein Ghazizadeh Hashemi dengan lebih dari satu juta suara.
Presiden baru akan menjabat pada Agustus setelah Presiden Hassan Rouhani meninggalkan kantor kepresiden setelah dua periode menjabat.
Pemimpin 60 tahun tersebut menang di saat Iran berusaha untuk menyelamatkan kesepakatan nuklirnya dengan negara-negara besar dan membebaskan diri dari sanksi Amerika Serikat.
Akui kekalahan
Baca Juga: Kebakaran Kilang Minyak di Iran Memasuki Hari Kedua, Api Belum Kunjung Padam
Bahkan saat suara sedang dihitung, Hemmati, satu-satunya kandidat reformis dalam pemilihan, mengucapkan selamat kepada Raisi karena memenangkan pemilihan.