Suara.com - Ketua Program Studi Islam Madani Universitas Paramadina M Subhi Ibrahim tergelitik saat mendengar penguji Tes Wawasan Kebangsaan (TWK) menanyakan pilih Al Quran atau Pancasila kepada pegawai KPK.
Terlebih pertanyaan tersebut, kata dia, kerap digunakan kelompok radikalisme saat melakukan doktrinisasi.
"Tetapi memang ini menariknya adalah pertanyaan itu persis juga digunakan oleh kelompok-kelompok radikal-radikal juga untuk doktrinisasi," kata Subhi dalam webinar LP3ES bertajuk Pancasila: Tandingan Agama atau Etika Kebangsaan? pada Sabtu (19/6/2021).
Di sisi lain, menurutnya, pertanyaan pilih Pancasila atau Al Quran dalam TWK KPK juga mesti dipertanyakan karena dari segi logika pun tidak bisa kedua hal itu dibandingkan.
Baca Juga: Kritik TWK KPK, Romo Franz: Pancasila Tidak Dibikin untuk Bersaing dengan Agama
Subhi mengatakan, tidak mungkin ketika agama sebagai sesuatu yang sakral kemudian disandingkan dengan Pancasila.
Bahkan ia juga menilai pembuat pertanyaan juga harus dipertanyakan kecerdasannya.
"Jadi pertanyaannya itu sendiri tidak absah, jadi kita perlu pertanyakan kecerdasan dari orang yang bikin pertanyaan itu sendiri," tuturnya.