Epidemiolog: Kasus COVID-19 di Indonesia Telah Naik Sejak Sebelum Puasa

Sabtu, 19 Juni 2021 | 16:49 WIB
Epidemiolog: Kasus COVID-19 di Indonesia Telah Naik Sejak Sebelum Puasa
Petugas membawa pasien Covid-19 untuk dievakuasi ke RSDC Wisma Atlet di Puskesmas Lubang Buaya, Jakarta Timur, Jumat (18/6/2021). [Suara.com/Alfian Winanto]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Epidemiolog Masdalina Pane dari Perhimpunan Ahli Epidemiologi Indonesia (PAEI) mengungkapkan kenaikan kasus COVID-19 di Indonesia sebenarnya telah terjadi sebelum Hari Raya Idul Fitri.

“Dari sebelum Lebaran sudah naik dan malah sebelum puasa naiknya perlahan-lahan mulai dari 3.000, 4.000, 5.000 terus saja (naik),” kata Masdalina lewat video diskusi daring, Sabtu (19/6/2021).

Berdasarkan perhitungan PAEI kenaikan kasus COVID-19 di Indonesia pada saat ini telah memasuki minggu ke-10.

“Ini sebenarnya kenaikan ini bukan terjadi 2-3 minggu ini saja. Kenaikan kasus ini sudah terjadi 9 minggu dan ini minggu ke-10. Kenaikan kasus memang terjadi perlahan-lahan dimulai dari titik 9 minggu lalu,” jelas Masdalina.

Baca Juga: 40 Warga Positif, 7 RT di Cengkareng Jakbar Masuk Zona Merah Covid-19

Masdalina mengklaim pihaknya telah memberikan peringatan kepada pemerintah terkait kenaikan kasus COVID-19 ini. Namun tidak digubris.

Hal itu semakin disayangkan Masdalina, karena dari November 2020 hingga akhir Maret 2021, pihaknya telah ikut berupaya menurunkan angka COVID-19 di 59 kabupaten/kota dari 13 provinsi yang menyumbangkan 70 persen kasus COVID-19 di Indonesia.

“Kami berharap sebenarnya setelah Maret program itu dilanjutkan oleh Kementerian Kesehatan. Tetapi kami lihat satu bulan oke masih belajar teman-teman Babinsa, Babinkamtibmas, dua bulan masih belajar. Tiga bulan itu nggak yang cukup lama untuk belajar. Dan menurut kami memang tidak bisa disiplin dilakukan,” ujarnya.

Lanjutnya, kondisi ini semakin diperburuk dengan kebijakan pemerintah yang hanya memberlakukan karantina selama 5 hari bagi WNI atau WNA yang baru saja datang dari Indonesia.

Padahal, kata Masdalina, Badan Kesehatan Dunia atau WHO menerapkan standar 14 hari.

Baca Juga: Kasus COVID-19 Naik, IDI Minta Pemda Sediakan Tempat Isolasi Pasien Gejala Ringan

“Pengendalian di hulu itu lebih baik dibandingkan pengendalian di hilir. Kita selalu seperti pemadam kebakaran, selalu kalau sudah lonjakan kasus seperti ini tergopoh-gopoh mempersiapkan ini, mempersiapkan itu,” ujarnya.

“Padahal kita punya rencana kontingensi, ke mana semua rencana kontingensi kita. Kenaikan kasus ini berjalan perlahan-lahan mulai dari 4.000, 5.000, 6.000 perminggu dan tidak ada satu ribu pun yang tertinggal. Sampai yang kemarin tertinggal 11.000 dari 9.000 naik ke 12.000 itu ada yang tertinggal,” sambungnya.

Untuk diketahui kasus COVID-19 di Indonesia terus mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Pada Jumat (18/6) kemarin bertambah sebanyak 12.990 orang yang terkonfirmasi positif Covid-19, sehingga secara kumulatif ada 1.950.276 orang.

Sementara itu di DKI Jakarta, bertambah sebanyak 4.737 orang terkonfirmasi Covid-19. Sehingga secara keseluruhan kasus aktif Covid-19 di Ibu Kota sebanyak 463.552.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI