Suara.com - Ikbal, seorang warga Kebon Jeruk, Jakarta Barat, menjadi saksi sesaknya Rumah Sakit Darurat Covid-19 (RSDC) Wisma Atlet Kemayoran, Jakarta Pusat karena jumlah pasien yang terus bertambah. Mulai dari orang dewasa hingga balita harus menjalani karantina di sana karena positif terpapar Covid-19.
Dia mengungkapkan, dirinya masuk ke RSD Wisma Atlet pada 7 Juni 2020 pukul 16.00 WIB. Setibanya di sana, ia langsung bergegas ke Instalasi Gawat Darurat (IGD) di Tower 6.
Kala itu, dia tidak melihat antrean pasien-pasien baru. Bahkan, bisa dikatakan meja-meja pendaftaran pun masih kosong.
"Saking tidak sibuknya, perawat jemput aku saat mau masuk ruangan pendaftaran dan pemeriksaan awal, seperti tensi darah, saturasi oksigen, sampai rekam medis," jelasnya saat dihubungi Suara.com, Jumat (18/6/2021).
Baca Juga: Darurat Covid-19, Pemerintah Tambah Lagi 8 Ribu Tempat Tidur Isolasi di Jakarta
Selesai diperiksa dokter, Ikbal langsung dirujuk ke lobi Tower 5 karena hanya mengalami gejala sedang. Tepat pada pukul 16.15 WIB, ia mengamati lobi itu pun tidak terlalu ramai orang.
"Aku masih bisa duduk di bangku yang disediakan petugas, enggak sampai duduk-duduk di lantai," ucapnya.
Karyawan swasta itu lantas menyempatkan untuk Salat Magrib sekitar pukul 18.00 WIB di lantai 2. Saat kembali ke lobi, Ikbal melihat pemandangan yang berbeda.
Situasi di lobi berubah menjadi sesak karena ada orang-orang yang baru tiba sebagai pasien baru. Menurutnya, mereka datang sebagai rombongan ataupun perorangan.
Kata Ikbal, anak-anak pun tampak ikut mengantre karena tertular virus yang pertama kali tersebar di Wuhan, China tersebut.
Baca Juga: Kesaksian Pasien Covid-19 Lihat Nakes RS Wisma Atlet Pingsan karena Lelah
"Tak hanya orang dewasa, balita pun ikut ngantri. Sebagian dari mereka bawa serta anak-anaknya karena positif juga," ujarnya.
Situasi ramai itu terjadi sekitar pukul 18.00 WIB hingga 22.00 WIB. Selama kurun waktu itu, jumlah pasien bukannya berkurang tetapi malah semakin banyak.
Bahkan, orang-orang yang datang tersebut harus rela duduk dilantai hanya untuk menunggu pendaftaran sampai mendapatkan kamar inap.
Ikbal sendiri mengaku beruntung karena masuk pada pukul 16.00 WIB dan mendapatkan kamar pukul 01.00 WIB. Sementara yang lain ada yang mesti menunggu sampai pukul 04.00 WIB baru bisa mendapatkan kamar.
Akhirnya Ikbal mendapatkan kamar di lantai 17 Tower 5. Ia menyebut kamar yang ia tempati cukup nyaman untuk pasien.
"Setiap lantai ada kamar perawat yang 24 jam mengontrol pasien," ucap Ikbal.
Kepadatan di RSDC Wisma Atlet mulai kembali dirasakan pada Senin (14/6/2021), saat itu sejumlah bus-bus sekolah membawa rombongan calon-calon pasien. Dia juga membenarkan terkait video viral yang sempat disebarkan oleh Tompi soal antrean ambulans untuk masuk ke RSD Wisma Atlet.
Keesokan harinya, Ikbal juga melihat pasien-pasien yang tengah berdesakan di Lapangan Cobra. Lapangan itu berada di dalam RSD Wisma Atlet yang berfungsi sebagai tempat pasien berolahraga ataupun berjemur.
Menariknya, ia melihat banyak pasien yang sampai menghindari kerumunan. Mereka bahkan mencari area-area kosong karena satu alasan khusus.
"Orang berdesakan cari tempat untuk berjemur, sampai ke pojok-pojok tower dan taman untuk menghindari orang-orang, karena semua ternyata punya pandangan yang sama, "kami yang lama takut tertular oleh pasien baru yang baru datang"," ceritanya.
Ikbal memahami akan perasaan para pasien-pasien tersebut karena jumlah pasien baru yang bertambah banyak.
"Makanya, hari ini warga wisma atlet sangat sedikit yang berani turun ke bawah untuk sekedar berjemur, karena saking padatnya, mungkin udah tahu juga kalau lagi terjadi lonjakan, sampai tower 4 dan 7 dibuka."