Suara.com - Melonjaknya jumlah pasien Covid-19 di Rumah Sakit Darurat Wisma Atlet Kemayoran, Jakarta membuat para tenaga kesehatan (nakes) kewalahan. Bahkan, saking harus bekerja ekstra dengan mengenakan baju APD, ada nakes yang kesulitan bernapas.
Hal itu diungkap Ikbal, salah satu pasien Covid-19 di RSD Wisma Atlet saat dihubungi Suara.com, Jumat (18/6/2021). Melihat kondisi nakes seperti itu, Ikbal pun mengaku merasa kasihan.
Ikbal mengaku melihat napas nakes perempuan yang megap-megap. Peristiwa itu terjadi di dalam lift RSD Wisma Atlet.
Warga Kebon Jeruk, Jakarta Barat itu kemudian bertanya soal kondisi nakes tersebut.
Baca Juga: 23 Pasien COVID-19 Datang Bersama Minta Dirawat, RSUD Tangerang Penuh
"Sama desahan napasnya, ketahuan banget," kata Ikbal kepada Suara.com saat dihubungi lewat telepon seluler, Jumat.
Menjawab pertanyaan Ikbal, nakes itu menjawab kalau pekerjaannya akan semakin berat karena terus berkeringat. Keringat itu kemudian membahasi masker yang dikenakan.
Para nakes tidak bisa langsung menggantinya lantaran masih harus merawat para pasien.
"Karena kata mereka masker basah itu membuat mereka kesulitan napas. Kebayang ya sudah capek kesulitan napas pula," ujarnya.
Ikbal juga tidak menampik ada nakes yang akhirnya tumbang karena kelelahan menangani pasien yang jumlahnya pun tidak sedikit. Beban mereka pun semakin berat karena harus mengenakan pakaian hazmat serta alat pelindung diri lainnya.
Baca Juga: Covid-19 Makin Genting! Dokter Mulai Pilih-pilih Pasien untuk Diberi Oksigen
"Kejadian itu saat aku di poli untuk ambil darah. Nakesnya perempuan, kasihan banget. Sedih kalau ingat itu," tuturnya.
Pegawai swasta itu masuk ke RS Wisma Atlet Covid-19 pada 7 Juni 2021. Saat ia datang, situasi di sana sudah ramai dengan pasien-pasien baru.
Tiba pada pukul 16.00 WIB, Ikbal lantas bergegas menuju Tower 6 untuk mendatangi Instalasi Gawat Darurat (IGD). Pada saat itu, ia melihat situasinya masih sepi. Setelah itu, Ikbal dibawa ke Tower 5 pada pukul 16.15 WIB. Setidaknya ada 50 orang yang terlihat Ikbal berada di lobi Tower 5.
"Aku pun masih bisa duduk di bangku yang disediakan petugas, gak sampai duduk-duduk di lantai," kata dia.
Dari kacamatanya, pasien-pasien yang itu terbagi menjadi rombongan dan perorangan. Mulai dari orang dewasa hingga balita pun ikut mengantre untuk mendapatkan kamar.
Semakin malam, jumlah pasien yang datang kian bertambah. Ia menyebut mereka sampai harus duduk di lantai saat mengantre pendaftaran untuk mendapatkan kamar inap.
Ikbal pun mendapatkan pelayanan yang cukup nyaman karena para belum banyak pasien. Sembari didampingi perawat, ia menjalani proses mulai dari pendaftaran hingga rekam medis oleh dokter.
Keesokan harinya, Ikbal menjalani aktivitas sebagai pasien karantina seperti sarapan, minum obat, olahraga hingga berjemur. Dari sepengamatannya, RS Wisma Atlet Covid-19 cenderung sepi pada pagi hingga siang hari.
Justru pasien akan datang dengan jumlah banyak pada sore menjelang malam hari.
Seperti yang disampaikan Ikbal, banyaknya pasien yang menjalani karantina itu terlihat di lapangan Cobra pada Selasa (15/6/2021). Di sana, para pasien sampai harus berdesakan mencari tempat hanya untuk berolahraga atau berjemur.
"Sampai ke pojok-pojok tower dan taman untuk menghindari orang-orang, karena semua ternyata punya pandangan yang sama, 'kami yang lama takut tertular oleh pasien baru yang baru datang', ungkapnya.