Suara.com - Eks pentolan FPI sekaligus terdakwa kasus tes swab RS UMMI, Habib Rizieq Shihab, mengatakan sebenarnya enggan meladeni replik Jaksa Penuntut Umum (JPU). Rizieq sempat berpikiran hal itu sangat membuang waktuya yang sangat berharga.
Demikian hal itu disampaikan Rizieq saat menjalani sidang lanjutan dengan agenda pembacaan duplik di Pengadilan Negeri Jakarta Timur, Kamis (17/6/2021). Menurut Rizieq, waktunya terbuang sia-sia karena mengurusi ocehan JPU yang ngalor-ngidul.
"Sebenarnya saya enggan untuk meladeni replik JPU yang tidak berharga tersebut, karena hanya membuang waktu kami yang sangat berharga," kata Rizieq.
Atas hal tersebut, lanjut Rizieq, kegiatan dakwahnya di Rutan Mabes Polri kerap terganggu. Kegiatan tersebut diantaranya, salawat, tafsir hadist, hingga kajian subuh.
"Maka kegiatan Dakwah saya dan kawan-kawan di Rutan Mabes Polri jadi sering terganggu, mulai dari Kajian Subuh, Pengajian Tafsir dan Hadits, serta Majelis Dzikir dan Sholawat, juga Pemberantasan Buta Huruf Al-Qur’an, dan lain-lain," beber dia.
Di sisi lain, jika replik itu tidak dibalas atau dijawab melalui duplik, maka JPU tidak akan pernah menyadari kesalahannya. Dengan demikian, duplik dalam sidang kali ini dibacakan untuk membuktikan kebenaran Rizieq Shihab.
"Namun jika saya tidak menjawab melalui duplik ini, maka nanti JPU tidak akan pernah tahu dan tidak akan pernah menyadari akan kesalahannya dan ketidak-cermatannya bahkan kezalimannya dalam Kasus RS UMMI Kota Bogor. Jadi terpaksa saya harus menjawab dalam DUPLIK ini untuk menjelaskan dan membuktikan kebenaran pendapat saya," papar Rizieq.
Curhat Penuh Amarah
Menurut Rizieq, replik yang dibacakan JPU sebagai tanggapan atas nota pembelaan kasus swab RS UMMI berisi curhat yang penuh emosi dan kemarahan. Rizieq menilai, JPU terkesan merasa dihujat dalam nota pembelaan yang telah dibacakan sebelumnya.
Baca Juga: Bacakan Duplik, Habib Rizieq: Jaksa Memang Lawan Kami, Tapi Bukan Musuh Kami
"Bahwa replik JPU hanya berisi curhat yang penuh emosi dan kemarahan karena merasa dihujat, sehingga tidak lebih dari hanya sekedar pelampiasan uneg-uneg saja," ungkap Rizieq.