Suara.com - Siapa yang tak tahu namanya madu, rasanya yang manis amat dikenal memiliki banyak manfaat bagi kesehatan. Namun, bisa jadi tak banyak yang tahu, keberadaan lebah sebagai penghasil madu tengah terancam akibat maraknya pembalakan dan alihfungsi hutan.
Lebah hutan adalah penghasil madu dengan ukuran terbesar di dunia, apis dorsata. Di sejumlah daerah di Sumatera seperti Jambi dan Riau, lebah hutan biasa disebut juga lebah sialang.
Menyadur laman VOA Indonesia, Purnomo, salah satu peneliti dan pemerhati lebah hutan yang saat ini aktif mengelola dan mengolah produk perlebahan di Kampar, Provinsi Riau, menjelaskan, populasi lebah hutan penghasil madu dengan ukuran terbesar di dunia, apis dorsata, semakin terdesak dari tahun ke tahun akibat habitatnya yang terancam di Indonesia.
Pendiri rumah madu Wilbi itu mengatakan, “Apis dorsata itu di hutan habitatnya. Dia menempati pohon-pohon menjulang tinggi. Sekarang pohon-pohonnya sudah banyak ditebang. Pakannya juga sudah berubah akibat alih fungsi hutan, jadi HTI (hutan tanaman industri) dan perkebunan kelapa sawit.”
Apis dorsata dikenal masyarakat setempat sebagai lebah sialang karena bersarang dan bergantungan di berbagai jenis pohon sialang yang tinggi di hutan Sumatra.
“Tempat bertengger bersarangnya lebah itu di pohon yang besar disebut pohon sialang, sedangkan pakanannya tuh dia makannya diambil dari pohon akasia, pohon sawit,” jelas Candra Lela.
Terancam Punah
Di Jambi, Candra Lela, yang menjabat Ketua Asosiasi Perlebahan Jambi juga sangat prihatin akan populasi lebah sialang yang semakin langka sejak bencana asap tahun 2015 dan kebakaran hutan Sumatra termasuk Riau dan Palembang. “Jambi berasap hampir mau 1 tahun. Memang musibah asap. Jadi tuh ya lebahnya kabur adanya, sebagian mati, punah gitu,” tambahnya.
Berawal menemani suami ke hutan, ibu rumah tangga itu terjun ke usaha madu lebah sengat tahun 2008, masuk hutan menemui para pemanjat pohon sialang sekaligus mengantarkan galon-galon madu dengan menempuh perjalanan 2-4 jam dari rumahnya di kota Jambi.
Baca Juga: Intip Budidaya Lebah Madu di Hutan Kota Srengseng
Harga madu lebah sialang meningkat mulai dari harga Rp 7.500/kg tahun 2008 menjadi Rp 60.000/kg tahun 2015. Lela menyampaikan dalam sebulan bisa mengumpulkan 10ton madu lebah dorsata bahkan pada tahun 2010 pernah mencapai 24ton dalam satu bulan. Pendiri Rumah Madu Hutan Jambi (RMHJ) itu aktif melakukan kampanye panen lestari kepada beberapa kelompok pemungut madu hutan yang beranggotakan 20-25 pemanjat sialang supaya lebah hutan Sumatra tidak punah dan dapat terjaga untuk regenerasi.