Suara.com - Koordinator Rumah Sakit Darurat (RSD) Covid-19 Wisma Atlet, Kemayoran, Jakarta, Mayjen TNI Tugas Ratmono meminta pembuat kebijakan untuk melakukan langkah cepat menghentikan penularan Covid-19. Ini dikarenakan Wisma Atlet sudah penuh.
Tugas mengatakan rem perlu ditarik agar masyarakat semakin patuh protokol kesehatan 5M memakai masker, menjaga jarak, mencuci tangan, menjauhi kerumunan, dan mengurangi mobilitas.
"Ini suatu kondisi yang betul-betul bagaimana kita rem di hulunya, sehingga penularan betul-betul bisa diputus," kata Tugas dalam jumpa pers virtual, Rabu (16/6/2021).
Dia mengungkapkan tingkat keterisian tempat tidur di Wisma Atlet sudah mencapai 75,05 persen, atau sudah dihuni 5.551 pasien positif covid-19 dari total 7.394 tempat tidur yang tersedia.
Baca Juga: Tingkat Keterisian Pasien Covid RSD Wisma Atlet Melesat jadi 75 Persen, Nakes Kerja Ekstra
"Kami masih punya 1.843 bed, jadi kalau nambah 500 per hari, kita bisa hitung tinggal berapa hari lagi," tegasnya.
Dia menyebut tenaga kesehatan di Wisma Atlet Kemayoran kini harus bekerja ekstra, karena saat ini pasien bertambah antara 500-600 per hari ini.
"Tertinggi penambahan itu 3 hari yang lalu 625 pasien sehari, ini memberikan tenaga kita luar biasa ekstra kerjanya, ini harus kita antisipasi lebih lagi," ucapnya.
Anies Belum Mau
Sementara itu, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan belum mau tarik rem darurat atau membatasi pergerakan warga di Ibu Kota Negara.
Baca Juga: Semakin Ganas! Angka Kematian Covid-19 di Cianjur Naik 3 Kali Lipat
Namun Anies bisa kapan pun menarik rem ketika kondisi Covid-19 di ibu kota semakin tak terkendali.
"Kita masih evaluasi setiap hari (untuk menarik rem darurat)," ujar Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta Widyastuti di Balai Kota DKI Jakarta, Selasa (15/5/2021).
Sejauh ini DKI masih menggunakan kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Mikro untuk mengatasi lonjakan kasus.