Suara.com - Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko menyatakan bakal mengawal pemulihan dampak Pandemi Covid-19 di Bali.
Menurutnya, pemulihan tersebut bukan hanya pada industri pariwisata Bali saja, tetapi bakal menjadi representasi Indonesia di mata dunia.
"Kami akan kawal pemulihan Bali. Bukan hanya karena pariwisatanya, tapi karena Bali menjadi representasi Indonesia di mata dunia," ujar Moeldoko saat memimpin Diskusi Terbatas Gerakan Sosial Peduli Bali secara daring dari Situation Room Gedung Bina Graha Jakarta, Selasa (15/6/2021).
Kebangkitan Bali, kata mantan Panglima TNI ini perlu didorong menyusul semakin terlihat dari catatan penambahan kasus positif Covid-19 yang terus menurun seiring dengan pelaksanaan program vaksinasi dan penerapan protokol kesehatan yang ketat.
Baca Juga: Mengunjungi Kampung Bernuansa Bali di Bekasi
Lantaran itu, dia menegaskan, langkah Kantor Staf Presiden (KSP) dalam mengawal pemulihan Bali tidak lepas dari arahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang menegaskan berulang kali agar pariwisata Bali harus segera bangkit. Sehingga, kata Moeldoko, jika dunia melihat Bali bisa pulih dan bangkit, maka Indonesia juga bisa pulih dan bangkit dari pandemi Covid-19.
Untuk itu, Moeldoko menegaskan, Bali akan menjadi ombak awal untuk melanjutkan ombak-ombak pemulihan pariwisata wilayah lainnya di Indonesia. Selain itu, dia juga menyampaikan, pemerintah Provinsi Bali bersama Kementerian/Lembaga dan berbagai pihak lainnya harus menunjukkan kesiapannya dalam membuka pariwisata Bali.
Karena itu kata Moeldoko, KSP siap memfasilitasi rapat koordinasi antara pemerintah Provinsi Bali dan Kementerian/Lembaga untuk segera mungkin memutuskan waktu pelaksanaan pembukaan pariwisata Bali.
"Paling cepat, akhir pekan ini kita laksanakan kembali rapat koordinasi agar semua benar-benar siap dan masyarakat tidak ragu-ragu untuk datang ke Bali," ucapnya.
Smeentara itu, Gubernur Bali I Wayan Koster yang ikut dalam diskusi tersebut memaparkan, kondisi Covid-19 di wilayahnya semakin mengarah menuju titik yang membaik. Dalam catatannya, kekinian penambahan jumlah kasus positif Covid-19 sudah stabil pada angka di bawah 50 kasus.
Baca Juga: Pesta Kesenian Bali (PKB) Semoga Jadi Kebangkitan UKM Perajin Songket Jembrana
Belum lagi, kata Wayan, tingkat kesembuhan yang mencapai 96 persen dan jumlah kasus meninggal karena Covid-19 kurang dari 5 orang. Tidak hanya itu, Wayan juga menjelaskan, pelaksanaan program vaksinasi di Bali dengan target 3 juta penduduk telah mencapai 56,53 persen untuk suntikan pertama.
"Bahkan di beberapa wilayah destinasi utama wisata, sudah ada yang mencapai 100 persen untuk suntikan pertama dan kedua, termasuk juga vaksinasi bagi para pelaku pariwisata," tutur Wayan.
Dari catatan-catatan tersebut, Wayan menegaskan, Bali telah siap membuka kembali pariwisatanya baik untuk wisawatan domestik maupun mancanegara.
Masih menurut Wayan, pihaknya telah mencatat peningkatan kunjungan wisatawan domestik yang mencapai 8.000-9.500 orang melalui Bandara I Gusti Ngurah Rai dan 10.000-11.000 wisawatan melalui jalur darat.
"Jadi tidak ada jawaban lain. Kami siap membuka pariwisata," ucapnya.
Pada kesempatan yang sama, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno mengungkapkan, tingkat protokol kesehatan berbasis cleanliness (kebersihan), health (kesehatan), safety (keamanan), dan environment (ramah lingkungan) atau CHSE di Bali telah mencapai 94,88 persen. Dengan demikian, dia menyimpulkan, Bali sudah semakin patuh pada protokol kesehatan pun ditambah vaksinasi di Bali sudah menjadi yang tertinggi di Indonesia.
"Maka kami juga akan susun laporan secara teknis dan menggelar rapat koordinasi tingkat menteri untuk memperkuat persipan yang nantinya akan dibawa ke rapat terbatas bersama Presiden," ucap Sandiaga.
Sementara itu, Menteri Luar Negeri Retno Lestari Priansari Marsudi juga menyatakan dukungannya kepada pemerintah Provinsi Bali dan Kemenparekraf melalui komunikasi dengan negara-negara target wisatawan Bali. Meski begitu, Retno mengingatkan bahwa upaya menekan penyebaran Covid-19 tidak hanya berlaku di Bali.
"Kalau tidak berhasil menekan kasus secara nasional, nanti hasilnya juga tidak akan optimal. Ini tantangan kita bersama," imbuh Retno.
Dalam diskusi, hadir perwakilan Kementerian Kesehatan, Kementerian Komunikasi dan Informasi, Satgas Covid-19, Kepolisian Daerah Bali, para kepala daerah Bali, hingga DPRD kabupaten/kota di Bali.