Suara.com - Presiden Brasil Jair Bolsonaro didenda karena tidak mengenakan masker saat bergabung dengan ribuan pengendara sepeda motor di Sao Paulo.
Pada saat ikut pawai, menyadur Sky News Minggu (13/6/2021), Bolsonaro melambai ke arah warga yang bersorak dan berseru jika masker tidak berguna untuk orang yang divaksinasi.
Selain tidak mengenakan masker, Presiden Bolsonar juga dilaporkan mengenakan jaket bikers dengan gambar wajahnya sendiri di bagian punggung.
Setibanya di di Taman Ibirapuera, pemimpin sayap kanan tersebut kembali mengklaim jika mengenakan masker untuk orang-orang yang divaksinasi tidak ada gunanya.
Baca Juga: Kulitnya Terasa Lebih Lembut, Wanita Ini Pakai Darah Menstruasi untuk Masker Wajah
"Siapa pun yang menentang proposal ini karena mereka tidak percaya pada sains, karena jika mereka divaksinasi, tidak mungkin virus itu menular," kata Bolsonaro.
Di bawah 12% warga Brasil sudah mendapatkan dua dosis vaksin, kata kementerian kesehatan, dan banyak ahli percaya bahwa masker masih harus dipakai hingga semua orang mendapatkan vaksin.
Otoritas negara bagian kemudian mengkonfirmasi bahwa Bolsonaro dijatuhi didenda setara dengan sekitar Rp 1,5 juta karena melanggar undang-undang setempat yang mewajibkan penggunaan masker di tempat umum.
Presiden Bolsonaro sebelumnya juga sempat didenda karena alasan yang sama setelah unjuk rasa di negara bagian Maranhao pada bulan Mei.
Lebih dari 480.000 orang telah meninggal karena virus corona di Brasil dan Bolsonaro secara konsisten meremehkan tingkat keparahan pandemi.
Baca Juga: Sebut Orang Brasil "Turun dari Hutan", Presiden Argentina Dibanjiri Kecaman
Bolsonaro juga dituduh mengambil risiko yang tidak perlu dengan mengizinkan sepak bola Copa America dipentaskan di negaranya dalam waktu singkat.
Pada hari Sabtu, sehari sebelum turnamen dimulai, selusin pemain dan staf dari Venezuela dinyatakan positif Covid-19 dan diisolasi di sebuah hotel.
Venezuela akan bermain melawan Brasil pada hari Minggu di ibu kota, Brasilia.
Turnamen itu akan dimainkan di Kolombia dan Argentina tetapi dipindahkan karena kerusuhan sipil dan lonjakan infeksi virus corona di masing-masing negara.
Mahkamah Agung Brasil awal pekan ini menolak tawaran untuk memblokir turnamen tersebut.