Satpam Nyamar jadi Dokter Bedah, Nekat Operasi Pasien Hingga Tewas

Sabtu, 12 Juni 2021 | 11:06 WIB
Satpam Nyamar jadi Dokter Bedah, Nekat Operasi Pasien Hingga Tewas
ilustrasi operasi. [shutterstock]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Seorang mantan satpam di Pakistan menyamar jadi dokter bedah dan nekat mengoperasi pasien yang sudah berusia 80 tahun. Menyadur Wion News Sabtu (12/06), pasiennya dilaporkan tewas setelah operasi.

Shameema Begum melakukan operasi di Rumah sakit umum Pakistan. Keluarganya sudah membayar sejumlah uang untuk tindakan operasi dan dua kunjungan rumah untuk membalut lukanya.

Namun dua minggu setelah dioperasi, Begum meninggal dan mengalami pendarahan juga rasa sakit yang memburuk.

Sebelum meninggal, keluarganya mengembalikannya ke rumah sakit tempatnya dioperasi untuk pengobatan lebih lanjut tapi mereka kaget karena dokter yang membedah Begum tak ada dalam daftar nama.

Baca Juga: Dokter Bedah Joget TikTok Sambil Pamer Potongan Payudara, Berakhir Diskors

Dokter Muhammad Waheed Butt ternyata seorang mantan satpam yang menyamar jadi dokter bedah. Staf mengatakan Butt dipecat dua tahun lalu karena mencoba memeras uang dari pasien.

Ilustrasi dokter meninggal karena virus Corona. (Shuttterstock)
Ilustrasi dokter. (Shuttterstock)

Petugas administrasi Rumah Sakit Mayo Lahore mengatakan tidak jelas jenis operasi apa yang dilakukan penipu itu di ruang operasi, di mana teknisi yang memenuhi syarat juga hadir.

“Kami tidak dapat mengikuti apa yang dilakukan setiap dokter dan apa yang dilakukan setiap orang setiap saat. Ini adalah rumah sakit besar,” jelasnya.

Tubuh Begum kini disimpan untuk otopsi untuk memastikan apakah kematiannya adalah akibat komplikasi dari operasi yang gagal.

"Satpam itu telah didakwa dan berada dalam tahanan polisi," kata juru bicara kepolisian Lahore Ali Safdar kepada AFP.

Baca Juga: Ini Alasan Dokter Bedah Tidak Merekomendasikan Suntik Filler Payudara

"Butt telah menyamar sebagai dokter dan melakukan kunjungan rumah ke pasien lain di masa lalu juga."

Selama ini, rumah sakit umum Pakistan, di mana setiap pasien diharuskan membayar sejumlah uang untuk pengobatan, seringkali dilaporkan tidak efisien dan kacau.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI