Suara.com - Beredar sebuah video yang mengklaim Menteri BUMN Erick Thohir menjelaskan secara terbuka tentang keberadaan chip di dalam vaksin Covid-19.
Video yang menyeret nama Erick Thohir tersebut beredar luas di Twitter, salah satunya dibagikan oleh akun @Humic19.
Dalam video, tertulis narasi yang menyebut Erick Thohir terbuka tentang chip dalam vaksin Covid-19 yang akan mengontrol warga seumur hidup.
Berikut narasi yang dibagikan:
Baca Juga: Tanah Sangihe Ditawar Rp 5 Ribu per Meter Untuk Tambang, Warganet Geram
"Eric Tohir Dengan Sangat Terbuka Menjelaskan Ttg Chip Yg Ada Dalam Vaksin Covid-19. Setelah Disuntik Vaksin Akan Dikontrol Seumur Hidup".
Benarkah klaim itu?
PENJELASAN
Berdasarkan penelusuran Turnbackhoax.id -- Jaringan Suara.com, klaim Erick Thohir menjelaskan soal chip dalam vaksin Covid-19 tersebut salah.
Pasalnya, video sebagaimana diunggah merupakan hasil suntingan dari video wawancara oleh CBN News dengan Jay Walker, CEO dari Apiject Systems. Dalam video, sama sekali tidak ada sosok Erick Thohir.
Baca Juga: Viral Arak-arakan Warga Keliling Kampung Sambut Euro 2020, Publik Bersautan Beri Dukungan
Adapun isi wawancara dalam video tersebut menceritakan bagaimana kerjasama yang dilakukan oleh Kementerian Kesehatan dan Kementerian Pertahanan AS dengan perusahaan swasta AS yakni Apiject Systems of America, dalam distribusi vaksin Covid-19 bagi warga Amerika Serikat.
Kerjasama tersebut dilakukan untuk memudahkan petugas pelayanan kesehatan AS dalam proses vaksinasi dengan menyertakan chip Radio-frequency Identification (RFID) yang berisi nomor seri dalam setiap dosis vaksin, untuk membantu mengetahui di mana lokasi pemberian vaksin, tanggal kadaluwarsa vaksin, dan untuk memastikan keaslian dari vaksin.
Pemasangan chip RFID yang ada di dosis vaksin tidak diperuntukkan untuk melacak ataupun mengontrol penerima vaksin. Hal itu pernah disampaikan oleh Direktur Hubungan Media Apiject Systems yakni Steven Hofman kepada laman berita USA Today.
“By scanning the chip on a cellphone app, the chip will transmit information about the drug’s expiration date and that it is not a counterfeit product, the chip will also transmit the location of the injectable’s use so that public health officials can monitor use numbers in a given geographic area, particularly hot spots or medical facilities. No personal information on the patient being injected is gathered by the chip or the cellphone app,” ucap Steven Hofman.
Tidak hanya itu, ketika wawancara dilakukan, pemasangan chip RFID dalam dosis vaksin belum diputuskan oleh pemerintah AS. Oleh sebab itu, pemasangan chip RFID dalam dosis vaksin bersifat opsional.
KESIMPULAN
Klaim Erick Thohir menjelaskan secara terbuka soal chip di dalam vaksin Covid-19 tersebut hoaks dan masuk kategori Konten yang Menyesatkan.