Suara.com - Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi mengatakan ekonomi digital Indonesia memiliki prospek yang sangat baik dan akan terus tumbuh berkali lipat.
Pasalnya di tahun 2020 lalu, kata Lutfi, ekonomi digital berkontribusi terhadap empat persen gross domestic product (GDP).
Sementara pada Tahun 2030 mendatang, pertumbuhan GDP Indonesia akan tumbuh dari Rp 15.400 triliun menjadi Rp 24 ribu triliun. Tak hanya itu, Lutfi juga meyakini ekonomi digital juga akan tumbuh hingga delapan kali lipat dari saat ini yang berada pada angka Rp 632 triliun menjadi Rp 4.531 triliun.
"Di Rp 4.531 triliun tersebut e-commerce akan memerankan peranan yang sangat besar, yaitu 34 persen atau setara Rp 1.900 triliun, kemudian diikuti oleh beberapa hal yang sangat penting yaitu B2B dengan besaran 13 persen atau setara Rp 763 triliun, dan health tech akan menjadi Rp 471,6 triliun atau 8 persen dari pertumbuhan," ucapnya di Kantor Presiden, Jakarta, Kamis (10/6/2021).
Baca Juga: Beli Produk Lokal di e-Commerce Dapat Subsidi Ongkir Hingga Rp 20 Ribu
Lutfi melanjutkan, pelaku perdagangan elektronik Indonesia memiliki level playing field yang sangat besar, mulai dari online travel, online media, ride hailing, hingga financial technology.
Kendati demikian, kata Lutfi, terdapat beberapa hal yang mesti diperbaiki untuk dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi digital di Tanah Air.
Beberapa di antaranya yakni infrastruktur telekomunikasi, perlindungan konsumen di era digital, sumber daya manusia yang memiliki keahlian khusus di bidang teknologi, hingga mengembangkan ekosistem digital itu sendiri.
Potensi ekonomi digital, kata Lutfi, harus terus diperluas ke dalam sejumlah sektor industri di Tanah Air.
Lutfi menuturkan, jika hal itu dilakukan, maka ekonomi digital dapat terus tumbuh sesuai dengan yang diharapkan ke depannya.
Baca Juga: Mendag Klaim Harga Bahan Pokok di Surabaya Stabil
"Kita juga sadar bahwa meski ekonomi digital kita empat persen pada hari ini, tetapi jumlah partisipasi, contohnya, dalam industri makanan dan minuman hari ini yang kita mempunyai besaran Rp 3.669 triliun, dilayani oleh ekonomi digital baru Rp 18 triliun," tutur dia.
Tak hanya itu, Lutfi menyebut, di masa yang akan datang, hilirisasi dari ekonomi digital ini akan bertumpu pada teknologi 5G, rantai blok (blockchain), kecerdasan buatan (artificial intelligence), dan komputasi awan (cloud computing).
"Kita berharap ekonomi digital ini akan memperbaiki pertumbuhan Indonesia paling tidak dalam sektor logistik dan industri. Kalau kita lihat bahwa target sektor logistik kita yang akan tumbuh dari 23 persen ongkos pada hari ini menjadi 17 persen, dengan adanya ekonomi digital ini perbaikan pada logistiknya akan jauh lebih baik," katanya.