Tak Sadar Bantu Polisi Tangkap Komplotannya Sendiri, Pria Ini Disarankan Menyerahkan Diri

Kamis, 10 Juni 2021 | 16:46 WIB
Tak Sadar Bantu Polisi Tangkap Komplotannya Sendiri, Pria Ini Disarankan Menyerahkan Diri
Ilustrasi borgol kriminal (Unsplash/Bill Oxford)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Beberapa waktu yang lalu, polisi gabungan Australia dan FBI mengumumkan prestasi menakjubkan karena berhasil menangkap ratusan pejahat internasional dalam operasi Ironside.

Dengan sebuah aplikasi komunikasi yang disebut paling aman untuk penjahat, polisi menjerat para mafia dan gembong narkoba tersebut dalam operasi yang berlangsung selama 3 tahun.

Sejatinya, aplikasi yang diberi nama ANOM itu adalah besutan polisi yang sengaja digunakan sebagai umpan untuk memancing para penjahat agar berkumpul dan berkomunikasi menggunakan platform tersebut.

Seorang penjahat bernama Hakan Ayik adalah salah satu tokoh yang paling berperan dalam menyebarkan aplikasi tersebut di dalam kawanannya sendiri.

Baca Juga: Kabur 2 Bulan Setelah Bacok Tetangga, Pria Ini Menyerahkan Diri ke Polsek Tegineneng

Berkatnya, AN0M digunakan secara internasional oleh lebih dari 11.000 anggota kelompok kejahatan terorganisir untuk merencanakan eksekusi, impor obat massal, dan pencucian uang.

Hakan Ayik, penjahat yang tak sadar bantu polisi mengumpulkan komplotannya sendiri. (Facebook)
Hakan Ayik, penjahat yang tak sadar bantu polisi mengumpulkan komplotannya sendiri. (Facebook)

Komisaris Polisi Federal Australia Reece Kershaw mengatakan, peran Ayik dalam operasi itu (meskipun tanpa disadari) telah membuatnya menjadi orang yang dicari dalam komplotannya sendiri.

"Dia adalah salah satu koordinator perangkat khusus ini. Jadi, pada dasarnya dia mengatur rekan-rekannya sendiri," kata Kershaw. "Dan menurut saya, semakin cepat dia menyerahkan diri akan semakin baik untuk dia dan keluarganya."

Ayik melarikan diri dari polisi Australia pada 2010 saat berada di Hong Kong, diduga terkait dengan pencurian heroin senilai USD 230 juta. Menurut laporan, dia saat ini tinggal di Turki dan dia menjalankan Kings Cross Hotel di Istanbul.

Ayik menyebarkan dan bahkan menjual ponsel dengan aplikasi melalui pasar gelap ke jaringan luas pemain kriminal.

Baca Juga: Diduga Ketakutan, PNS Pelaku Penipuan IPDN di Tanjungpinang Akhirnya Menyerahkan Diri

Polisi mengatakan Ayik dipilih karena kedudukannya yang tinggi dan kepercayaannya di dunia kriminal setelah berkarir sebagai pengedar narkoba di awal 2000-an.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI