Suara.com - Bupati Kudus HM Hartopo mengungkapkan sejumlah penyebab terjadinya lonjakan kasus positif Covid-19 di wilayahnya yang terjadi usai libur Hari Raya Idul Fitri 1442 Hijriah.
Dia menyebut, faktor pertama lantaran abainya masyarakat terhadap protokol kesehatan karena terlalu euforia dengan Vaksinasi Covid-19.
"Salah satunya vaksinasi ini menjadikan masyarakat abai prokes, tidak disiplin, karena dianggap masyarakat antivirus, padahal vaksin sendiri hanya meningkatkan antibodi dan imun saja, sehingga terpapar tidak bergejala berat," kata Hartopo dalam diskusi KPCPEN, Kamis (10/6/2021).
Selain itu, tradisi ziarah makam dan anjangsana ketika momen lebaran juga menjadi hal yang sulit terelakkan sehingga penularan terjadi.
Baca Juga: Positif Covid-19, Satu Warga Kudus yang Diisolasi di Asrama Haji Donohudan Meninggal
"Ini melepas masker sambil menikmati hidangan yang ada, sambil ngobrol, ini potensi penularan yang luar biasa," ucapnya.
Kemudian faktor penularan di kawasan wisata yang ramai dikunjungi warga Kudus selama lebaran juga menjadi penyebab lonjakan kasus. Hartopo menyebut sebenarnya pihaknya sudah semaksimal mungkin melakukan antisipasi penularan, namun masih banyak masyarakat yang melanggar.
"Ternyata pada melanggar, satgasnya juga tidak efektif pada saat itu, akhirnya kita tutup, antisipasi, mitigasi, dan evaluasi Pemkab Kudus sebetulnya sudah menutup semua akses, terutama di perbatasan," jelasnya.
Sebelumnya, Satuan Tugas Penanganan Covid-19 mengungkapkan lonjakan kasus positif covid-19 di Kudus, Jawa Tengah sangat parah hingga 7.594 persen hanya dalam 3 pekan pasca lebaran.
Angka keterisian tempat tidur atau bed occupancy rate (BOR) di Kudus bahkan mencapai 90,2 persen per 8 Juni 2021.
Baca Juga: Lonjakan Kasus Covid-19 di Kudus dan Bangkalan Diteliti Pemerintah
Satgas meminta semua pemerintah daerah di Jateng untuk melakukan antisipasi dengan penguatan 3T; testing, tracing, dan treatment agar lonjakan kasus dapat terkendali dengan baik.
Posko Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Mikro juga harus segera diaktifkan kembali dan segera lakukan mikro lockdown jika terdeteksi lonjakan kasus di satu lingkungan tertentu.