Infografis
Suara.com - Beredar foto seorang pria berusia 91 tahun batal berhaji bersama istrinya. Padahal ia sudah menabung selama 30 tahun agar bisa naik haji.
Foto tersebut diunggah oleh akun bernama Aisyah. Dalam foto itu tampak pasutri lansia sedang memamerkan KTP mereka.
Ia menuding pemerintahan saat ini menjadi penyebab kedua pasutri berusia hampir satu abad itu gagal naik haji.
Akun tersebut menambahkan narasi sebagai berikut:
Baca Juga: Pemberangkatan Jemaah Haji AS Tunggu Keputusan Pemerintah Saudi
"Akhirnya cuman bisa MENANGIS Kisah Romantis Pria 91 Tahun Menabung 30 Tahun Demi Berhaji dengan Istri. Kasian gak bisa pergi haji gara-gara Rezim Gagal".
Benarkah klaim tersebut?
Penjelasan
Berdasarkan penelusuran Turnbackhoax.id -- jaringan Suara.com, Kamis (10/6/2021), klaim yang menyebut pasutri lansia gagal naik haji gegara rezim saat ini adalah klaim yang salah.
Setelah ditelusuri, ternyata foto pasutri lansia yang diunggah oleh akun tersebut telah berangkat haji pada 2018 lalu.
Baca Juga: Tak Seberuntung Tukang Bubur, Ini Kisah Tukang Cukur Gagal Naik Haji 2 Kali
Keduanya bernama Ahmadi dan istri bernama Sartoyah. Mereka merupakan warga Desa Gumelar Lor, Kecamatan Tambak, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah.
Foto identik diunggah oleh portal media Liputan6.com berjudul 'Kisah Romantis Pria 91 Tahun Menabung 30 Tahun Demi Berhaji dengan Istri' pada 29 Juli 2018.
Dalam foto tersebut tertulis narasi 'Ahmadi dan Istrinya, Sartoyah, jemaah haji asal Tambak, Banyumas berangkat haji bersama pada 2018 ini. (Foto: Liputan6.com/Muhamad Ridlo)'.
Ahmadi mendaftar haji pada 2011. Ia langsung dipanggil berangkat melalui program percepatan karena usianya sudah 84 tahun.
Namun, Ahmadi harus berangkat sendiri tanpa sang istri. Karena rasa sayangnya kepada sang istri, ia rela menunggu hingga istrinya mendapatkan jadwal berhaji pada 2018.
Kesimpulan
Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan klaim yang menyebut pasutri lansia batal naik haji karena rezim adalah klaim yang keliru.
Klaim tersebut merupakan klaim hoaks yang masuk dalam kategori konten yang menyesatkan.
