Kenang Kebaikan Soeharto, Din Sebut Rezim Jokowi Ingin Pisahkan Pancasila dari Agama

Kamis, 10 Juni 2021 | 11:52 WIB
Kenang Kebaikan Soeharto, Din Sebut Rezim Jokowi Ingin Pisahkan Pancasila dari Agama
Din Syamsuddin. [Suara.com/Oke Atmaja]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Presidium Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) Din Syamsuddin membanding-bandingkan era Presiden Joko Widodo dengan pemimpin Orde Baru, Soeharto. Hal itu lantaran Din curiga pemerintahan sekarang ini ingin membenturkan Pancasila dengan agama

Menurutnya, rezim Soeharto lebih baik dalam mengatur pemerintahan lantaran mampu menghidupkan nilai-nilai agama ke dalam Pancasila.

“Yang paling penting adalah Pak Harto mendudukan Pancasila dan agama secara proporsional. Agama menyatu dengan Pancasila. Pancasila menyatu dengan agama. Tidak membenturkannya dan apalagi menyapihnya,” kata Din seperti dikutip dari Terkini.id--jaringan Suara.com, Kamis (10/6/2021). 

Menurutnya, Indonesia yang memiliki ideologi Pancasila tak mungkin menghilangkan nilai-nilai agama di masyarakat. Dia pun mengaku masyarakat saat ini sangat merindukan sosok pemimpin seperti Presiden Soeharto yang dijuluki sebagai bapak Pembangunan.

Baca Juga: Sempat Ditanya Mahfud MD Soal Pasal Penghinaan Presiden, Jokowi: Terserah Legislatif

“Sekarang ini yang berbahaya adalah ingin memisahkan Pancasila dari agama. Tidak mungkin negara Pancasila akan menghapus agama. Maka kita akan mengenang kebaikan-kebaikan Pak Harto,” ungkapnya.

Din Syamsuddin juga menyebut jika Soeharto sangat mengedepakan kepentingan agama dalam membangun pemerintahannya. 

“Era ini, pembangunan terlalu difokuskan pada infrastruktur fisik. Sementara nonfisik terabaikan. Era Soeharto agama sangat di kedepankan. Termasuk kerukunan antarumat beragama. Bahkan ada kecenderungan merajut sebagai pencipta solidaritas,” kata Din.

Din juga menambahkan, kerukunan antarberagama juga saat ini tidak lagi terjaga sehingga gampang terjadi konflik di tengah masyarakat. 

“Nah ini yang kurang dilakukan pemimpin setelahnya. Yang bahkan mendorong terjadinya perpecahan di kalangan umat beragama bahkan dalam satu agama,” ucap Din. 

Baca Juga: Nadiem Makarim Luruskan Pernyataan Jokowi Soal Sekolah Tatap Muka Terbatas

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI