Suara.com - Ketua DPP Partai NasDem Saan Mustofa mengatakan, pemilihan presiden 2024 sebaiknya diikuti lebih dari dua pasangan capres dan cawapres, yakni tiga pasang. Hal itu guna mencegah polarisasi masyarakat seperti pada Pilpres 2019.
Saan meyakini dengan diikuti minimal tiga pasangan, penyelenggaraan Pilpres 2024 akan lebih baik.
Selain mencegah polarisasi, keikutsertaan tiga pasangan capres dan cawapres sekaligus membuat masyarakat memiliki banyak alternatif pilihan.
“Belajar dari dua kali penyelenggaraan Pilpres 2014 dan 2019 yang hanya diikuti dua pasang capres, menimbulkan efek negatif dengan terjadinya polarisasi di masyarakat," ujar Saan dalam keterangan tertulisnya, Kamis (10/6/2021).
Baca Juga: PKS Mulai Siapkan Kader Pengganti Anies Baswedan di Pilgub DKI Jakarta 2024
Secara matematis Saan menjelaskan dengan ambang batas 20 persen, Pilpres 2024 sangat memungkinkan menghadirkan lebih dari tiga pasangan.
“Jika asumsi presidential threshold 20 persen itu bisa menghadirkan lima pasang, sehingga jika tiga pasang capres sangat memungkinkan,” ujar Saan.
Sebelumnya, Partai Amanat Nasional (PAN) berharap kontestasi Pemilihan Presiden atau Pilpres 2024 dapat diikuti lebih banyak calon. PAN menyebut saat ini banyak orang-orang generasi muda potensial bertarung dalam pesta demokrasi lima tahunan tersebut.
"Jadi saya kira banyak calon-calon yang bisa kita ajukan dan tentu di era demokrasi memberikan pilihan atau alternatif lebih banyak kepada masyarakat tentu lebih bagus," kata Sekjen PAN Eddy Soeparno kepada wartawan, Jumat (4/6/2021).
Eddy mengatakan, pada Pilpres 2024 nanti diharapkan calon pemimpin generasi muda untuk tampil. Ia kemudian sejumlah nama yang dianggap mempunyai potensi bertarung yakni Ganjar Pranowo, Anies Baswedan hingga Sandiaga Uno.
Baca Juga: Duet AHY-Airlangga Hartarto Disebut Halu, Demokrat Kesal Balas Begini
"Terjadi alih generasi kepemimpinan dan calon pemimpin muda ini lumayan banyak orang yang berpotensi untuk maju, untuk tampil," katanya.
"Yang berdasarkan survei itu ada Ganjar, ada Anies, Ridwan Kamil, Sandi, khofifah terus ada juga Erick Thohir saya kira banyak lah," sambungnya.
Lebih lanjut, Eddy tak khawatir dengan banyaknya calon pemimpin yang ikut berkontestasi akan menguras energi. Pilpres dengan dua putaran dianggap merupakan konsekuensi pesta demokrasi.
"Saya kira inilah konsekuensi dari pelaksanaan Pemilu, Pilkada dan Pilpres yang kita canangkan semuanya di 2024. Menurut saya ini membutuhkan persiapan yang matang, dan kalau memang masih memungkinkan kita perlu mengupayakan proses penyederhaan proses," tandasnya.
PDIP Usul Dua Paslon
Sekjen PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto menginginkan agar kontestasi Pilpres 2024 hanya diramaikan dengan dua pasangan calon presiden dan calon wakil presiden.
Hal itu ia ungkapkan saat membicarakan perihal peluang membangun koalisi dengan sejumlah partai politik menuju 2024.
Hasto menuturkan, dengan dua pasangan calon membuat pelaksanaan pilpres lebih ringkas lantaran tidak perlu melakukan pemungutan suara sampai dua putaran.
"Kami akan membangun koalisi sehingga paling tidak pemilu ke depan itu hanya diikuti oleh dua pasangan calon. Jadi tidak ada dua ronde supaya energi kita ini bisa difokuskan mengatasi berbagai persoalan," kata Hasto dalam diskusi daring Para Syndicate, Jumat (28/5/2021).
Hasto berpandangan dengan membangun koalisi dengan harapan Pilpres satu putaran, dapat membuat energi bisa disalurkan untuk hal lain.