Suara.com - South China Morning Post, media massa yang berbasis di Hong Kong, China, menyoroti Tes Wawasan Kebangsaan yang digelar Komisi Pemberantasan Korupsi RI.
TWK menjadi kontroversi karena berimbas pada tidak lulusnya 75 pegawai KPK. Padahal, puluhan pegawai itu tengah menangani kasus-kasus korupsi jumbo.
Dalam pemberitaannya, SCMP mempersoalkan salah satu pertanyaan berbau rasis dalam TWK.
SCMP, Jumat (4/4) pekan lalu, memuat artikel berjudul "All Chinese are the same’: Indonesia’s ‘nationalism’ test for graft-busters sparks outrage,".
Baca Juga: Tes Wawasan Kebangsaan KPK Disorot Media Asing, Giri: Investor Mau Masuk Indonesia?
Dalam kalimat pertamanya, mereka menulis puluhan staf KPK terancam dipecat setelah gagal dalam ujian nasionalisme dan menyebutnya sebagai peluang merusak negara demokrasi terbesar ketiga di dunia.
"Sekitar 75 dari mereka, termasuk penyelidik senior, gagal. Ketua KPK kemudian mengatakan 51 dari mereka harus meninggalkan organisasi, sisanya harus mengikuti program pelatihan khusus."
"Pertanyaan tes kemudian bocor ke media dan menjadi viral dan memicu kritik karena dianggap aneh dan bahkan menyinggung kelompok minoritas."
Dalam laporannya, SCMP menjabarkan beberapa kejanggalan pertanyaan seperti "apakah mau menerima donor darah dari agama lain atau tidak".
Pertanyaan lain yang juga menggelitik SCMP adalah "apakah bersedia mengucapkan hari raya ke umat agama lain atau tidak hingga persoalan pilih Pancasila atau Alquran."
Baca Juga: Ceramah Ustadz Adi Hidayat Disorot Media Asing: Bikin Jengkel Umat Katolik
Direktur Sosialisasi dan Kampanye Antikorupsi KPK Giri Suprapdiono yang dinyatakan tak lulus TWK mencuitkan laporan ini di akun Twitternya.
"TWK sudah jadi konsumsi media dunia. Media RRC pun menyoroti TWK KPK ini. Gawat koh! South China Morning Post, membahas keanehan TWK: Artikelnya berjudul 'All Chinese are the same': Indonesia's 'nationalism' test for graft-busters sparks outrage'," tulis Giri.