Guru Ngaji di Penjaringan Cabuli Murid Pakai Duit Goceng: Jangan Bilang Siapa-siapa

Rabu, 09 Juni 2021 | 17:15 WIB
Guru Ngaji di Penjaringan Cabuli Murid Pakai Duit Goceng: Jangan Bilang Siapa-siapa
Ilustrasi--Guru ngaji tersangka kasus pencabulan anak. [Suara.com/Cesar Yudistira]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Polisi menyebut Heru Suciyanto (58) guru ngaji cabul di Penjaringan, Jakarta Utara selalu mengancam muridnya tiap kali melakukan aksi bejatnya. Selama melancarkan tindakan cabulnya itu, Heru juga mengiming-imingi korban dengan sejumlah uang agar mau mengikuti nafsu birahinya.

Kapolres Metro Jakarta Utara Kombes Guruh Arif Darmawan menyebutkan rata-rata korban diimingi uang senilai Rp5.000 hingga Rp20.000.

"Pelaku selalu berkata kepada korban-korbannya jangan bilang siapa-siapa. Dan untuk membujuknya, pelaku ini juga memberikan uang dan juga membelikan baju-baju baru kepada para korban," kata Guruh saat jumpa pers di Mapolres Metro Jakarta Utara, Rabu (9/6/2021).

Korban merupakan murid Heru yang masih berusia tujuh sampai sembilan tahun. Kekinian, aparat kepolisian masih mendalami adanya dugaan kelainan seksual pada diri tersangka.

Baca Juga: Dalih Tingkatkan Ilmu, Dukun Cabul Tega Cabuli Anak Tiri

"Ini masih memerlukan pemeriksaan lebih lanjut lagi," katanya.

Lima Korban

Kasus pencabulan ini diketahui atas adanya laporan dari orang tua korban. Laporan tersebut teregistrasi dengan Nomor: LP/B/333/VI/2021/SPKT Jakut tertanggal, 4 Juni 2021. 

Tiga hari setelah adanya laporan tersebut, Heru ditangkap Satuan Reserse Kriminal (Satreskrim) Polres Metro Jakarta Utara pada Senin (7/6) kemarin. Dia ditangkap di wilayah Cengkareng, Jakarta Barat.

Guruh menyebut total korban berjumlah lima orang. Rata-rata korban dilecehkan sebanyak dua sampai empat kali.

Baca Juga: Cabuli 13 Muridnya saat Mengaji, Guru Ngaji di Way Kanan Ditangkap

"Pelaku ini sudah melakukan pencabulan terhadap korban bervariasi antara dua sampai empat kali perorang. Semua perbuatan tersebut dilakukan pada saat korban selesai belajar di tempat pelaku," bebernya.

Atas perbuatannya Heru dijerat dengan Pasal 82 Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2016 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak. Dia terancam hukuman maksimal 15 tahun penjara.

Birahi

Belakangan, Heru berdalih tega mencabuli muridnya lantaran tak kuasa menahan birahi. Sebab, dia mengklaim telah lama tak bertemu dengan istrinya.

Heru mengaku telah tujuh tahun mengajar. Selama itu dia tak bertemu dengan istrinya yang berada di Serang, Banten.

"Iya (lama enggak ketemu istri). Saya mungkin khilaf," kata dia.

Total ada lima murid yang diakui oleh Heru sebagai korbannya. Perbuatan itu dia lakukan di lingkungan yayasan tempatnya mengajar.

"Ada lima murid," akunya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI