Pasca Presiden Prancis Ditampar, Dua Pria Ditahan, Terancam Denda Rp 13 Juta

Rabu, 09 Juni 2021 | 13:21 WIB
Pasca Presiden Prancis Ditampar, Dua Pria Ditahan, Terancam Denda Rp 13 Juta
Presiden Prancis Emmanuel Macron ditampar warga (Twitter)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Dua pria ditangkap pihak berwajib setelah menampar Presiden Prancis Emmanuel Macroan dalam sebuah kunjungan ke restoran.

"Seorang pria memang mencoba memukul Presiden Republik," jelas Istana Élysée dalam sebuah pernyataan kepada CNN disadur Suara.com Rabu (9/6/2021).

"Kami tidak memiliki komentar lebih lanjut pada saat ini. Pertemuan dengan kerumunan dan jabat tangan dilanjutkan. Perjalanan berlanjut." sambungnya.

Dua pria berusia 28 tahun, termasuk pria yang menampar Presiden Macron dan seorang lainnya yang menemaninya, ditahan polisi pada Selasa (8/6) pukul 13.45 waktu setempat.

Kantor kejaksaan kota Valence mengatakan kepada CNN jika kedua pria tersebut ditahan dengan dugaan kekerasan terhadap seseorang yang memegang otoritas publik.

Seorang jaksa penuntut umum di Valence, mengatakan kepada Dauphiné Liberé bahwa dua pria lokal berusia 28 telah ditangkap.

"Mereka tidak diketahui polisi. Satu dituduh memukul presiden Republik, yang lain menemaninya," kata Alex Perrin dikutip dari The Guardian.

Perin menambahkan penyelidikan sedang dilakukan oleh gendarmes Drôme. Orang yang dituduh melakukan kekerasan menghadapi denda 750 euro (Rp 13 Juta) jika terbukti bersalah.

Beberapa saat sebelum menampar Macron, pelaku juga sempat berteriak, "Montjoie! Saint-Denis!," seruan yang digunakan pada perang abad pertengahan yang digunakan oleh dinasti kerajaan Capetian, yang memerintah Prancis dari abad ke-10 hingga ke-18.

Baca Juga: Hasil Prancis vs Bulgaria: Kemenangan Les Bleus Dibayangi Cedera Benzema

Seruan tersebut juga dikenal luas di Prancis setelah ada di salah satu agedan film komedi fantasi 1993 Les Visiteurs, di mana seorang ksatria abad ke-12 dan pengawalnya secara ajaib melakukan perjalanan ke tahun 90-an dan menemukan diri mereka terpaut dalam masyarakat modern.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI