Suara.com - Pakar sosiologi bencana Nanyang Technological University (NTU), Singapura, Prof Sulfikar Amir turut mengomentari tulisan ilmiah Presiden ke-5 RI Megawati Soekarnoputri yang menjadi obrolan hangat pengguna media sosial lantaran dianggap memuji diri sendiri.
Menurut Sulfikar, tidak ada yang salah dalam membuat tulisan soal diri sendiri dalam dunia akademik meskipun harus memahami caranya.
Tulisan ilmiah Megawati itu berjudul “Kepemimpinan Presiden Megawati Pada Era Krisis Multidimensi, 2001-2004”. Tulisan tersebut dikirimkan ke Jurnal Pertahanan dan Bela Negara volume 11, Nomor 1 tahun 2021 milik Universitas Pertahanan.
Dalam tulisan ilmiahnya, Megawati menuliskan bagaimana dirinya bisa mengatasi krisis multidimensi yang dihadapi negara dalam waktu singkat. Itu ditulisnya berdasarkan pengalaman menjadi orang nomor satu di Indonesia.
"Jadi gini, menulis paper tentang pengalaman diri sendiri itu sah dalam dunia akademik," kata Sulfikar melalui akun Twitternya @sociotalker seperti yang dilihat Suara.com, Rabu (9/6/2021).
Kendati menganggap wajar, menurutnya Megawati mesti memahami caranya supaya tulisan ilmiah tersebut tidak terlalu kentara seperti memuji diri sendiri.
"Tapi ada caranya agar tidak terjebak self-praising yang norak," sebutnya.
Sulfikar lantas memperlihatkan tulisan ilmiah serupa. Kata ia, tulisan itu menjadi contoh apabila dirinya menjadi penulis bayangan dalam tulisan ilmiah Megawati.
"Sorry kalau kurang nendang karena ditulis dalam 10 menit," ucap Sulfikar.
Baca Juga: Depan Megawati, Prabowo Cerita Soal Bung Karno Naik Kuda: Beliau Latihan Hanya 3 Hari

Tulisan ilmiah versi Sulfikar diberi judul Unifying The Archipelago in Trying Times dengan sub judul Self Reflective Thoughts on The Role of Leadership in Enhancing National Ideology and Integrity in Indonesia.