Suara.com - Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi menegaskan bahwa rencana pembukaan sekolah untuk pembelajaran tatap muka terbatas pada Juli 2021 atau tahun ajaran baru 2021/2022 tidak akan dilakukan secara serentak se-Indonesia.
Dirjen Pendidikan Anak Usia Dini Pendidikan Dasar dan Menengah Kemendikbud Ristek, Jumeri, menjelaskan vaksinasi guru dan tenaga pendidik yang ditargetkan selesai pada Juli 2021 bukan satu-satunya syarat buka sekolah.
Melainkan ada syarat lain seperti kesiapan sarana dan prasarana untuk protokol kesehatan, serta kesiapan warga sekolah menerapkan budaya baru di sekolah.
"Masyarakat masih menilai PTM dilaksanakan secara serentak, secara frontal, semua murid berbondong-bondong datang ke sekolah bawa tas. Belajar semua di sekolah, (bukan seperti itu),” kata Jumeri dalam jumpa pers virtual, Selasa (8/6/2021).
Baca Juga: Hari Ini 226 Sekolah di Jakarta Uji Coba Belajar Tatap Muka, Kapasitas 50 Persen
Dia menegaskan bahwa PTM terbatas hanya membuka sekolah maksimal 50 persen dari kapasitas biasanya, waktu pembelajaran juga dibatasi dan tidak harus buka setiap hari, sehingga sekolah wajib memberikan opsi pembelajaran hybrid (offline-online).
"Jadi tidak harus semua pelajaran dijejalkan kepada peserta didik dan akibatnya bisa terjadi anak itu bahasanya blenger itu. Terlalu banyak materi," ucapnya.
"Nah bagi ortu yang belum mantap, belum sreg untuk mengirim putra-putrinya ke sekolah boleh mengajukan tetap belajar di rumah," sambung Jumeri.
Semua daftar periksa itu sudah diatur pemerintah lewat Surat Keputusan Bersama 4 Menteri tentang pembukaan sekolah di masa pandemi Covid-19.
Jumeri juga menilai maksud Presiden Joko Widodo soal PTM kemarin hanya perumpamaan saja, bahwa misalnya sekolah hanya tatap muka dua hari sepekan dan tidak lebih dari dua jam.
Baca Juga: 226 Sekolah di Jakarta Ikut Uji Coba Pembelajaran Tatap Muka Tahap Dua, Kebanyakan dari SD
"Pak Presiden itu memberi contoh, memberi perumpamaan, tadi saya sebutkan bahwa sesuai SKB kita menetapkan maksimal adalah 50 persen dari kapasitas kelas, tapi Pak Presiden beri arahan 25 persen. saya kira itu bersifat dinamis. dan PTM juga sangat tergantung situasi pandemi di sebuah wilayah," pungkas Jumeri.
Sebagai informasi, per 8 Juni 2021 jumlah guru dan tendik yang sudah divaksin dosis pertama adalah 1.748.62 orang dan dosis kedua sebanyak 1.092.038 orang, masih jauh dari total sasaran 5.058.582 orang.