Hari Laut Sedunia, Ini Sejarahnya

Dany Garjito Suara.Com
Selasa, 08 Juni 2021 | 18:58 WIB
Hari Laut Sedunia, Ini Sejarahnya
Ilustrasi lautan sampah plastik
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Peringatan Hari Laut Sedunia jatuh tiap 8 Juni. Peringatan ini ditetapkan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk negara-negara di seluruh dunia. Kendati lebih dari separuh wilayah Indonesia adalah laut, peringatan Hari Laut Sedunia tak begitu populer. Padahal ada filosofi menarik di balik peringatan hari tersebut.

Dilansir unesco.org Hari Laut Sedunia pertama kali digagas di Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Bumi di Rio de Jeneiro Brazil pada 1992 silam. Seorang delegasi asal Kanada mengusulkan adanya satu hari khusus yang digunakan untuk memperingati laut.

Kemudian usulan itu dilanjutkan pada 2002 ketika Komisi Oseanografi Antar Pemerintah (IOC) UNESCO mensponsori Jaringan Kelautan Dunia yang berperan penting dalam membangun dukungan terkait Hari Laut Sedunia. Pada 5 Desember 2008, PBB secara resmi menetapkan 8 Juni sebagai Hari Laut Sedunia (World Ocean Day) melalui resolusi 63/111.

Pada tahun 2021 peringatan Hari Laut Sedunia mengusung tema The Ocean: Life and Livelihoods. Di Indonesia tema hari laut direpresentasikan sebagai lautan sebagai kehidupan dan sumber kehidupan seluruh makhluk. Tema ini diambil karena laut menutupi lebih dari 70 persen planet bumi. Sebagian besar wilayah Indonesia juga terdiri dari lautan.

Baca Juga: Asal Usul Nagoya Hill, Pusat Wisata Belanja Barang Murah Terlengkap di Batam

Hari laut ditetapkan bukan tanpa alasan. PBB ingin meyakinkan bahwa laut memiliki hubungan yang kental dengan kehidupan manusia. Hari laut diharapkan dapat meningkatkan kesadaran manusia untuk melindungi lautan.

Ilustrasi Pantai Selatan Cilacap. [Suara.com/Teguh Lumbiria]
Ilustrasi Pantai Selatan Cilacap. [Suara.com/Teguh Lumbiria]

Kampanye kecil bisa dilakukan dengan tidak membuang sampah di laut atau dengan melindungi ekosistem laut. Hari Laut Sedunia juga memiliki filosofi bahwa laut merupakan paru-paru planet bumi yang menjadi tempat tinggal manusia. Air laut berperan dalam siklus hujan serta menyediakan sumber makanan dan obat-obatan.

Di samping itu, laut menyimpan potensi ekonomi yang sangat besar. Lebih dari 40 juta penduduk di seluruh dunia menggantungkan hidupnya dari industri kelautan . Jumlah ini diperkirakan akan terus bertambah hingga tahun 2030 mendatang.

Sayangnya pengelolaan laut yang tidak berkelanjutan membuat lebih dari separuh terumbu karang di seluruh dunia hancur karena ulah manusia. Populasi ikan besar juga akan habis. Untuk itu diperlukan pengelolaan lautan yang inovatif dan berlandaskan lingkungan.

Kontributor : Nadia Lutfiana Mawarni

Baca Juga: Hari Laut Dunia, WALHI Sulsel: Perhatikan Nelayan dan Perempuan di Pulau-Pulau Kecil

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI