Suara.com - Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria menanggapi permintaan Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk membuka sekolah dengan kapasitas 25 persen. Bahkan, dia menganggap enteng permintaan tersebut.
Menurutnya, permintaan Jokowi mudah saja dilakukan. Sebab, dalam sebulan terakhir pihaknya sudah melakukan uji coba pembelajaran tatap muka (PTM) dengan kapasitas 50 persen siswa di sekolah.
"Kalau 25 persen lebih mudah. Kan 50 persen (uji coba PTM) malah lebih mudah, lebih kecil," ujar Riza di Balai Kota DKI Jakarta, Selasa (8/5/2021).
Riza pun menyebut, pihaknya akan mempertimbangkan permintaan dari Jokowi itu. Nantinya menjelang Juli, ia akan mengadakan rapat bersama Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) DKI dan pihak lainnya.
Baca Juga: Jokowi Kasih Sinyal Sekolah Tatap Muka Dibuka, tapi Ada Syaratnya...
"Kalau memang 25 persen yang terbaik, kenapa tidak? Kita dukung masukan dari Pak Presiden, pemerintah pusat. Nanti kita akan diskusikan bersama Forkompimda bersama epidemiolog," tuturnya.
Nantinya saat pembukaan sekolah, ia juga akan mempertimbangkan kondisi penularan Covid-19 di ibu kota. Tujuannya demi kemanan dan kesehatan pelaksanaan PTM.
"Tentu ini menjadi perhatian kita semua. Cuma, kita memastikan pendidikan bagi anak anak kita sesuatu yang penting. Memastikan kesehatan, ekonomi," pungkasnya.
Sebelumnya, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menyampaikan arahan Presiden Jokowi jelang pembukaan kegiatan belajar mengajar tatap muka pada Juli 2021 mendatang.
Kepala Negara meminta Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbud Ristek) dan pihak terkait untuk lebih berhati-hati.
Baca Juga: Uji Coba PTM Terbatas di Sekolah Ini Hanya Diikuti 1 Siswa
"Bapak presiden tadi mengarahkan, pendidikan tatap muka yang nanti akan dimulai itu harus dijalankan dengan ekstra hati hati," ujar Budi usai rapat terbatas dengan Presiden Jokowi di Kantor Presiden, Senin (7/6/202).
Dia menuturkan, nantinya metode pembelajaran tatap muka dilakukan secara terbatas. Yakni maksimal berisikan 25 persen dari murid yang hadir dan dilakukan maksimal dua hari dalam seminggu.
"Tatap mukanya dilakukan tatap muka secara terbatas. Terbatasnya itu apa? Pertama, hanya boleh maksimal 25 persen dari murid yang hadir. Tidak boleh lebih dari dua hari seminggu, jadi seminggu hanya dua hari boleh maksimal melakukan tatap muka," ucap dia.