Miris! Jadi Sasaran Islamofobia, 4 Orang Keluarga Muslim Tewas Usai Sengaja Ditabrak

Bangun Santoso Suara.Com
Selasa, 08 Juni 2021 | 11:35 WIB
Miris! Jadi Sasaran Islamofobia, 4 Orang Keluarga Muslim Tewas Usai Sengaja Ditabrak
Sebagai ILUSTRASI: Demonstrasi menentang Islamophobia di London, Inggris. (Foto: Anadolu Agency)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Polisi mengatakan keluarga meminta agar nama-nama korban tidak dirilis, tetapi memberikan usia mereka.

Seorang wanita berusia 74 tahun meninggal di tempat kejadian, sementara seorang pria berusia 46 tahun, seorang wanita berusia 44 tahun dan seorang gadis berusia 15 tahun meninggal setelah dibawa ke rumah sakit, kata polisi. Seorang anak laki-laki berusia 9 tahun selamat dan berada di rumah sakit dengan luka serius tetapi tidak mengancam jiwa.

"Kami berduka untuk keluarga, tiga generasi di antaranya sekarang telah meninggal," kata Holder kepada wartawan.

"Ini adalah tindakan pembunuhan massal, dilakukan terhadap Muslim, terhadap warga London, dan berakar pada kebencian yang tak terkatakan."

Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau mengatakan di Twitter bahwa dia "ngeri" dengan kejahatan itu, menambahkan bahwa "Islamofobia tidak memiliki tempat di komunitas kami.Kebencian ini berbahaya dan tercela - dan harus dihentikan."

Serangan teroris

Waight mengatakan polisi di London, sekitar 200 km (120 mil) barat daya Toronto, sedang berkonsultasi dengan kepolisian Kanada dan jaksa tentang kemungkinan mengajukan tuduhan terorisme.

"Ini adalah serangan teroris di tanah Kanada, dan harus diperlakukan seperti itu," kata Mustafa Farooq, kepala Dewan Nasional Muslim Kanada.

"Ada beberapa orang yang sangat, sangat ketakutan di luar sana," kata wali kota London.

Baca Juga: Singgung Konflik Palestina, Amien Rais Bahas Jihad Hingga Islamofobia

London, yang memiliki sekitar 400.000 penduduk, memiliki komunitas Muslim yang besar dan Wali Kota Holder mengatakan bahasa Arab adalah bahasa kedua yang paling banyak digunakan setelah bahasa Inggris di kota itu. (Sumber: Antara/Reuters)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI