Mayoritas Masyarakat Ogah Dipimpin Jokowi Tiga Periode

Sabtu, 05 Juni 2021 | 19:13 WIB
Mayoritas Masyarakat Ogah Dipimpin Jokowi Tiga Periode
Presiden Jokowi. [Presidenri.go.id]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Mayoritas masyarakat Indonesia menyatakan ogah dipimpin Joko Widodo (Jokowi) di masa jabatan untuk periode selanjutnya.

Kesimpulan tersebut disampaikan Lembaga Survei Parameter Politik Indonesia berdasarkan pada hasil survei yang dilakukannya pada periode 23 Mei 2021 hingga 28 Mei 2021.

Dari hasil survei terungkap, sebanyak 45,3 persen responden tidak setuju apabila Presiden Jokowi melanjutkan masa jabatannya menjadi tiga periode.

Sementara ada 25,3 persen responden setuju apabila Jokowi menambah masa jabatannya lagi untuk empat tahun ke depan. Sedangkan dalam survei yang melibatkan 1.200 responden, sisanya sebanyak 29,4 persen memilih tidak menjawab. 

Baca Juga: Unggul Jauh dari Puan, Ganjar Pranowo Tempel Ketat Prabowo dalam Survei Capres 2024

Mayoritas responden yang tidak setuju Jokowi lanjut tiga periode, karena alasan tidak sesuai UUD atau konstitusi sebanyak 7,6 persen. Kemudian yang menyatakan tiga periode dirasa terlalu lama sejumlah 6,8 persen, kinerja Jokowi kurang bagus (5 persen), diskriminasi marak terjadi (4,3 persen) dan hukum yang tebang pilih (4 persen). 

"Secara umum masyarakat tidak setuju karena terlampau mahal harganya, terlampau berisiko jika jabatan presiden tiga periode harus mengubah konstitusi dan waktunya cukup lama," kata Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia Adi Prayitno dalam paparannya yang disampaikan melalui daring, Sabtu (5/6/2021). 

Sedangkan, alasan mayoritas responden mendukung Jokowi menjabat tiga periode adalah Jokowi pro rakyat kecil (4,5 persen), infrastruktur berkembang (3,9 persen), kerja Jokowi bagus (3,5 persen), saya masih suka Jokowi (2,6 persen) dan Jokowi memberi banyak bansos (2,3 persen). 

Tanpa membawa nama Jokowi, mayoritas responden juga sebenarnya tidak menyetujui apabila pemerintah merealisasikan wacana tiga periode. Sebanyak 53,5 persen responden mengetahui akan adanya wacana tersebut dan sebanyak 52,7 persen responden tidak menyetujuinya. 

"Rata-rata tidak setuju, 52,7 persen tidak setuju, yang setuju 27,8 persen, selebihnya tidak menjawab, artinya, masyarakat tidak setuju jika jabatan presiden diubah menjadi tiga periode," tuturnya. 

Baca Juga: Hasil Survei Parameter: PDIP Tertinggi, Elektabilitas Demokrat Naik

Survei yang dilakukan pada 23 Mei 2021 hingga 28 Mei 2021 itu melibatkan 1.200 responden dengan menggunakan metode simple random sampling dari 6.000 nomor ponsel yang dipilih secara acak. Adapun margin of error survei tersebut sebesar 2,9 persen dengan tingkat kepercayaan 95 persen. 

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI