Suara.com - Kepala Staf Kepresidenan (KSP), Moeldoko, minta pada masyarakat Indonesia untuk terus menerapkan protokol kesehatan dengan baik. Moeldoko tidak ingin melonjaknya kasus aktif Covid-19 di Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, menular ke daerah lain.
Moeldoko menyebut corona masih ada dan masih berbahaya.
"Kita tidak boleh abai. Jangan sampai terjadi di daerah lain, kita harus tetap disiplin protokol kesehatan," ucap Moeldoko di Jakarta, Jumat (4/6).
Moeldoko mengklaim pemerintah bakal terus bergerak cepat untuk memutus penyebaran virus corona.
Baca Juga: Bertemu Dubes Denmark, Moeldoko: Komitmen Presiden Sangat Kuat pada Isu Perubahan Iklim
Bahkan kata Moeldoko, Presiden Jokowi telah memerintahkan seluruh Menteri, Satgas Covid, dan Gubernur Jawa Tengah mengantisipasi kondisi di Kabupeten Kudus yang mulai kewalahan menampung pasien.
Kementerian kesehatan kata Moeldoko, juga telah memeriksa sampel Covid 19 di wilayah itu untuk dideteksi apakah penularan Covid di wilayah itu akibat mutasi baru.
Kekinian pemerintah tetap melakukan monitoring atas perkembangan pandemi Covid di seluruh daerah pasca libur lebaran, juga maraknya kerumunan di Kawasan wisata. Termasuk juga munculnya kerumunan di banyak hajatan.
Dari hasil monitoring ditemukan fenomena bagaimana masyarakat tidak cukup disiplin menjaga protokol kesehatan.
"Sekali lagi, kita harus belajar apa yang terjadi di Kudus untuk tetap disiplin menjaga protokol kesehatan. Apa yang terjadi di Kudus bisa terjadi di banyak tempat di Indonesia jika masyarakat tidak disiplin menjaga protokol kesehatan, tetap 3 T dan 3 M," tutur Moeldoko.
Mantan Panglima TNI itu menyebut upaya mengendalikan Covid hanya akan berhasil jika pemerintah pusat, daerah, media, dan masyarakat bersama-sama menjaga disiplin protokol kesehatan, dan menghindari kerumunan.
Baca Juga: Pemecatan 51 Pegawai KPK, Moeldoko: Itu Sudah Urusan Internal Lembaga
"Semaksimal mungkin dilakukan massif di wilayah yang dikenal zona merah seperti Kudus,” imbuh Moeldoko.
Selain itu, Moeldoko juga menegaskan pentingnya penguatan kembali Pemberlakuan Pembatasan kegiatan Masyarakat (PPKM) Mikro di Kabupaten Kudus, terutama di perbatasan wilayah untuk membendung pergerakan.
Moeldoko juga meminta agar seluruh tokoh masyarakat, tokoh agama yang ada di Kudus untuk membantu mengampanyekan disiplin protokol kesehatan demi mengendalikan kondisi.
"Terutama menghindari kerumunan, menunda dulu tradisi ziarah keagamaan. Tanpa mengurangi rasa hormat kita pada tradisi, tunda dulu demi menyelamatkan keluarga kita," tutur Moeldoko.
Lonjakan Covid-19
Lonjakan kasus positif Covid-19 di Kudus terjadi usai Liburan Hari Raya Idul Fitri. Puluhan desa terkena, angka kematian di kawasan ini meninggi.
Bahkan, banyak tenaga kesehatan yang sudah menjalani vaksinasi dua kali pun terkena. Mengutip data Dinas Kesehatan Kudus per 2 Juni 2021, kasus Covid-19 di Kudus mencapai 1.243.
Dari jumlah itu, 287 pasien dalam perawatan dan 956 isolasi mandiri.
Bahkan sebanyak 189 tenaga kesehatan dinyatakan positif tertular virus corona, dan salah seorang diantaranya sudah meninggal dunia.
Angka tersebut juga menjadikan Kudus sebagai satu-satunya zona merah Covid-19 di Pulau Jawa dalam sepekan terakhir.